REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun-tahun awal kehidupan seorang anak merupakan fondasi bagi pertumbuhan dan kebahagiaan mereka seumur hidup. Menghabiskan waktu yang berkualitas dengan orang tua selama tahap-tahap pertumbuhan ini dapat menghasilkan perubahan positif yang substansial pada anak-anak.
Dengan pemikiran tersebut, para peneliti telah menemukan hubungan penting antara keterlibatan seorang ayah dengan keberhasilan perkembangan anak, baik secara mental maupun fisik. Sederhananya, menjadi "super dad" akan menghasilkan super kid.
Namun, di Jepang, tempat penelitian ini dilakukan, pembagian kerja berdasarkan gender secara historis telah membatasi partisipasi ayah dalam interaksi yang berkaitan dengan pengasuhan anak, yang berdampak pada perkembangan anak. Secara tradisional, para ayah di Jepang, terutama yang berusia 20-an hingga 40-an, diharapkan untuk memprioritaskan komitmen kerja daripada tanggung jawab keluarga.
Norma budaya ini telah mengakibatkan terbatasnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, terlepas dari kecenderungan individu. Meningkatnya jumlah ibu yang bekerja penuh waktu semakin memperparah masalah ini, sehingga meninggalkan kekosongan dalam dukungan keluarga untuk pengasuhan anak.
Dengan adanya advokasi dari pemerintah pusat untuk keterlibatan ayah dalam menanggapi tingkat kesuburan yang rendah, para ayah di Jepang kini didesak untuk menjadi pengasuh bersama, beralih dari peran tradisional mereka sebagai pencari nafkah utama. Meskipun tren terkini menunjukkan adanya peningkatan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, namun dampak sebenarnya dari partisipasi aktif ini terhadap hasil perkembangan anak masih belum banyak diteliti.
Studi terobosan ini, yang dipublikasikan dalam Pediatric Research, menggunakan data dari kelompok kelahiran terbesar di Jepang, bertujuan untuk mengungkap hubungan antara keterlibatan ayah dan pencapaian perkembangan bayi. Dipimpin oleh Dr Tsuguhiko Kato dari National Center for Child Health and Development, penelitian ini menyelidiki aspek penting dari pengasuhan modern ini.
"Di negara-negara maju, waktu yang dihabiskan para ayah untuk mengasuh anak terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Namun, penelitian tentang hubungan antara pengasuhan ayah dan hasil anak masih langka. Dalam penelitian ini, kami meneliti hubungan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak dan hasil perkembangan anak," kata Tsuguhiko Kato seperti dilansir Study Finds, Senin (17/6/2024).
Dengan memanfaatkan data dari Japan Environment and Children's Study, tim peneliti menilai tonggak perkembangan pada 28.050 anak-anak Jepang. Anak-anak ini menerima pengasuhan dari ayah pada usia enam bulan dan dievaluasi untuk berbagai penanda perkembangan pada usia tiga tahun. Selain itu, penelitian ini juga mengeksplorasi apakah stres pengasuhan ibu memediasi hasil-hasil ini pada usia 18 bulan.
"Prevalensi ibu yang bekerja terus meningkat di Jepang. Akibatnya, Jepang mengalami pergeseran paradigma dalam budaya pengasuhan anak. Para ayah semakin terlibat dalam kegiatan pengasuhan anak yang berhubungan dengan pengasuhan anak," kata Dr Kato.
Penelitian ini mengukur keterlibatan pengasuhan anak oleh ayah melalui tujuh pertanyaan kunci, yang mengukur tugas-tugas seperti memberi makan, mengganti popok, memandikan, waktu bermain, kegiatan di luar ruangan, dan memakaikan pakaian. Tingkat keterlibatan setiap ayah diberi skor yang sesuai. Temuan penelitian kemudian dikorelasikan dengan tingkat keterlambatan perkembangan pada bayi, yang dievaluasi dengan menggunakan kuesioner “Ages and Stages”.
Hasil penelitian ini memberikan wawasan yang menjanjikan. Keterlibatan ayah yang tinggi dalam pengasuhan anak berkaitan dengan penurunan risiko keterlambatan perkembangan di berbagai domain, seperti keterampilan motorik kasar, motorik halus, pemecahan masalah, dan keterampilan personal-sosial.
Selain itu, partisipasi aktif ayah dalam pengasuhan bayi tampaknya dapat mengurangi stres pengasuhan ibu, sehingga secara tidak langsung berkontribusi pada perkembangan anak secara keseluruhan.
Dalam lanskap yang berubah di mana peran pengasuhan terus berkembang, penelitian ini menyoroti manfaat dari meningkatnya keterlibatan ayah dalam kegiatan pengasuhan anak. Hal ini tidak hanya meningkatkan perjalanan perkembangan anak tetapi juga meringankan beban ibu.
“Pemahaman baru ini mendorong pendekatan yang lebih holistik terhadap pengasuhan, yang membuka jalan bagi kehidupan yang lebih sehat dan lebih memuaskan bagi anak-anak dan keluarga mereka,” kata dr Kato.