Senin 20 May 2024 14:32 WIB

Kisah Nimas dan Adi: Aku Cuma Kasih Uang Rp 5.000, Kamu Kasih Aku Neraka 10 Tahun

Kebaikan kecil Nimas kepada Adi berujung mimpi buruk yang dialaminya selama 10 tahun.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Gangguan cinta obsesif (ilustrasi). Kisah Nimas dan Adi yang bermula dari uang Rp 5.000 dan berujung obsesi menjadi perbincangan di media sosial.
Foto: www.freepik.com
Gangguan cinta obsesif (ilustrasi). Kisah Nimas dan Adi yang bermula dari uang Rp 5.000 dan berujung obsesi menjadi perbincangan di media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Seorang wanita asal Surabaya, Jawa Timur, bernama Nimas Sabella mengungkapkan kisah mengerikan yang dia alami selama 10 tahun. Pengalaman tak menyenangkan itu akibat obsesi seorang teman sekelasnya di SMPN 34 Surabaya, Adi Pradita.

Dalam sebuah unggahan di media sosial X (sebelumnya Twitter), Nimas, menceritakan bagaimana teman sekelasnya saat SMP, Adi, telah mengganggunya secara terus-menerus selama satu dekade. Segala upaya untuk menghentikan tindakan Adi ternyata sia-sia, mulai dari berbicara baik-baik hingga mendatangi langsung, semuanya tidak membuahkan hasil.

Baca Juga

"Benar-benar kuwesel (kesel) ya Allah, 10 tahun aku diobsesi Adi Pradita, arek (anak) SMPN 34 Surabaya. Konco sak kelas sing ngiro (Teman sekelas yang menganggap) aku baper ambek de’e (ada rasa dengan dia), padahal aku ancen (hanya) extrovert dan peduli nang arek (dengan teman) kelas. Kesel diganggu 10 tahun orepku (hidupku),” tulis Nimas dalam postingannya.

Adi disebut menggunakan berbagai cara untuk mengganggu Nimas, termasuk membuat ratusan akun di media sosial seperti Instagram dan Twitter untuk mengirim pesan-pesan tidak senonoh dan mencemarkan nama baik Nimas. Adi juga sering mengirimkan gambar tidak senonoh yang sangat mengganggu Nimas.

 

Ngancem (mengancam) bunuh diri yo gak dilakoni (ya tidak dilakukan). 10 tahun lo iki kon ganggu orepku (ini kamu menganggu hidupku),” ujar Nimas dalam curhatannya.

Menurut Nimas, semua ini berawal dari sebuah tindakan kebaikan yang sederhana. Saat di SMP, Nimas mengetahui bahwa Adi adalah anak yang pendiam, tidak punya teman, dan jarang ke kantin karena tidak membawa uang saku. Suatu hari, Nimas memberikan Adi uang sebesar Rp 5.000 agar dia bisa makan di kantin. Namun, kebaikan kecil ini justru berujung pada mimpi buruk yang berkepanjangan bagi Nimas.

"Aku cuma kasih kamu uang Rp 5.000, Di, kamu kasih aku neraka 10 tahun," tulis Nimas mengungkapkan kekesalannya.

Adi kini sudah diamankan Polda Jawa Timur. Hal ini diketahui dari unggahan Kepala Divisi Kejahatan Siber Polda Jawa Timur, Prabu Abimanyu, di akun X-nya. Prabu membagikan video Adi saat ditangkap. 

"Fokus pertama adalah mengamankan pelaku agar tidak ada viktimisasi yang berulang lagi, lalu kami gandeng profesional di bidang kesehatan untuk melakukan observasi atau langkah lain untuk kebaikan masa depan Adi," tulis Prabu di akun @prabu_abimanyu.

Gangguan cinta obsesif

Psikolog berlisensi di negara bagian California, New York, dan Pennsylvania, dr Timothy J Legg, menjelaskan tentang kondisi gangguan cinta obsesif atau Obsessive Love Disorder (OLD). Menurut dr Legg, gangguan ini ditandai oleh fiksasi berlebihan pada satu individu, sering kali disertai dengan gejala lain seperti rendahnya harga diri dan rasa cemburu yang ekstrem.

Legg menjelaskan, OLD merujuk pada kondisi di mana seseorang menjadi terobsesi dengan individu yang mereka anggap sebagai cinta sejati. "Anda mungkin merasa perlu melindungi orang yang Anda sayangi secara obsesif, atau bahkan mengendalikannya seolah-olah dia adalah barang milik," kata Legg, dilansir Healthline, Senin (20/5/2024).

Gejala-gejala utama OLD mencakup:

-Ketertarikan yang luar biasa pada satu orang

-Pikiran obsesif tentang orang tersebut

-Keinginan kuat untuk melindungi orang yang dicintai secara obsesif

-Pikiran dan tindakan posesif

-Cemburu berlebihan terhadap interaksi sosial orang tersebut

-Rendah diri

Orang dengan OLD juga cenderung sulit menerima penolakan. Gejalanya bisa memburuk setelah hubungan berakhir atau jika mereka ditolak. Tanda-tanda lain meliputi mengirim pesan berulang kali, kebutuhan konstan akan kepastian, dan memantau aktivitas orang yang mereka obsesikan.

Menurut Legg, tidak ada satu penyebab pasti untuk OLD. Namun, kondisi ini sering terkait dengan masalah kesehatan mental lainnya seperti:

1. Gangguan keterikatan

Masalah keterikatan emosional yang biasanya berkembang selama masa kanak-kanak akibat pengalaman negatif dengan orang tua atau pengasuh.

2. Gangguan kepribadian ambang

Ditandai dengan gangguan citra diri dan perubahan suasana hati yang ekstrem.

3. Kecemburuan delusional

Kelainan ini didasarkan pada delusi dan bisa membuat seseorang percaya bahwa orang lain membalas perasaan mereka meskipun kenyataannya tidak demikian.

4. Erotomania

Keyakinan bahwa seseorang yang terkenal atau memiliki status sosial lebih tinggi sedang jatuh cinta kepada mereka.

5. Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)

Kombinasi dari pikiran obsesif dan ritual kompulsif yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Diagnosa OLD dilakukan melalui evaluasi menyeluruh oleh psikiater atau ahli kesehatan mental lainnya. Pengobatan sering kali melibatkan kombinasi obat-obatan dan psikoterapi, termasuk terapi perilaku kognitif dan terapi perilaku dialektis.

Meskipun OLD mendapat lebih banyak perhatian, kondisinya relatif jarang terjadi, diperkirakan mempengaruhi kurang dari 0,1 persen populasi. Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, prognosisnya bisa positif.

Jika Anda mengalami cinta obsesif, Anda dapat menghubungi profesional kesehatan untuk menerima saran. Masyarakat juga dapat menghubungi kementerian/lembaha/komuitas yang vokal terhadap masalah KDRT untuk mendapatkan bantuan, atau hubungi kepolisian jika berada dalam bahaya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement