Ahad 31 Mar 2024 06:48 WIB

Makan Cokelat Baik atau Buruk untuk Kesehatan? Ini Jawabannya

Makan cokelat bisa bermanfaat ataupun merugikan, tergantung jenis dan porsinya.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Cokelat (ilustrasi). Mengonsumsi cokelat dalam jumlah moderat sebenarnya baik bagi tubuh.
Foto: www.freepik.com
Cokelat (ilustrasi). Mengonsumsi cokelat dalam jumlah moderat sebenarnya baik bagi tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengonsumsi terlalu banyak cokelat dianggap berdampak buruk bagi kesehatan. Itu cukup masuk akal mengingat tingginya kandungan lemak dan gula di sebagian besar produk cokelat batangan yang ada di pasaran.

Akan tetapi, menyantap cokelat dalam jumlah moderat sebenarnya baik bagi tubuh. Telah ada cukup banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut. Cokelat atau lebih khusus lagi kakao (biji cokelat mentah yang belum dimurnikan) mengandung banyak senyawa aktif yang dapat menimbulkan efek farmakologis di dalam tubuh. 

Baca Juga

Dikutip dari laman Medical Xpress, Ahad (31/3/2024), senyawa yang menimbulkan efek neurologis di otak harus mampu melewati "sawar darah-otak". Itu adalah lapisan pelindung yang mencegah zat berbahaya seperti racun dan bakteri memasuki jaringan saraf yang halus.

Salah satu yang memiliki kemampuan itu adalah senyawa theobromine, yang juga ditemukan dalam teh dan berkontribusi terhadap rasa pahitnya. Teh dan cokelat juga mengandung kafein, yang termasuk dalam kelompok theobromine sebagai bahan kimia purin. 

Bahan kimia ini antara lain berkontribusi terhadap sifat adiktif cokelat. Mereka memiliki kemampuan untuk melewati sawar darah-otak, sehingga dapat memengaruhi sistem saraf. Oleh karena itu, bahan-bahan tersebut dikenal sebagai bahan kimia psikoaktif.

Itulah yang membuat makan cokelat (usahakan cokelat hitam tanpa pemanis berlebih) dinilai baik untuk kondisi mental. Sebuah tinjauan sistematis terhadap sekelompok penelitian mengungkap bahwa konsumsi cokelat bisa memengaruhi perasaan dan emosi.

Sebagian besar peserta yang makan cokelat menunjukkan perbaikan dalam suasana hati, kecemasan, energi, dan gairah. Ada organ selain otak, yang juga bisa mendapat manfaat dari efek pengobatan kakao. Sebuah bukti ilmiah menunjukkan bahwa mengonsumsi kakao memiliki efek positif pada sistem kardiovaskular.  

Pertama, konsumsi cokelat dalam jumlah moderat dapat mencegah disfungsi endotel. Istilah itu merujuk pada proses pengerasan arteri dan penumpukan plak lemak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan serangan jantung dan strok. 

Mengonsumsi cokelat hitam juga dapat menurunkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko lain terjadinya penyakit arteri, dan mencegah pembentukan gumpalan yang menyumbat pembuluh darah. Jadi, jangan ragu menyantap cokelat, asal tidak berlebihan.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement