Sabtu 23 Mar 2024 16:08 WIB

Jangan Disepelekan, Benjolan dan Nyeri Bisa Jadi Gejala Penyakit Langka

Sakit berkepanjangan bisa jadi merupakan gejala kanker sarkoma.

Rep: Shelbi Asrianti / Red: Friska Yolandha
Parkway Cancer Centre menggelar diskusi seputar sarkoma bersama Ahli Bedah Ortopedi Parkway Hospital Leon Foo (kiri) dan Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre (PCC) Richard Quek, Rabu (31/10).
Foto: Republika/
Parkway Cancer Centre menggelar diskusi seputar sarkoma bersama Ahli Bedah Ortopedi Parkway Hospital Leon Foo (kiri) dan Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre (PCC) Richard Quek, Rabu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya benjolan tanpa penyebab yang pasti pada anggota tubuh sebaiknya tidak disepelekan. Begitu juga apabila merasakan nyeri berkepanjangan. Sebab, itu bisa menjadi gejala dari kanker sarkoma, salah satu bentuk kanker paling langka yang menyerang sekitar lima per 100 ribu populasi. 

Konsultan senior dan onkologi medis dari Parkway Cancer Centre Singapura, Richard Quek, menjelaskan bahwa sarkoma merupakan bentuk kanker yang muncul dari jaringan lunak tubuh, seperti sel otot dan lemak, pembuluh darah, dan jaringan ikat fibrosa. Penyakit itu kompleks dan heterogen, dengan total lebih dari 70 jenis yang berbeda. 

Baca Juga

Secara luas, sarkoma dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yakni sarkoma jaringan lunak dan sarkoma tulang. Sementara, beberapa di antara puluhan subtipe sarkoma yakni sarkoma rahim, liposarcoma (sarkoma dari jaringan lemak), osteosarcoma (sarkoma tulang), dan lain sebagainya.

Quek menyampaikan, tanda dan gejala sarkoma bergantung pada subtipe dan tempat kejadian. Dalam sejumlah kasus, sarkoma tidak menunjukkan gejala pada awal perkembangannya. Akan tetapi, masyarakat perlu mewaspadai apabila mengalami kondisi apapun yang tidak seperti biasanya.

"Sarkoma biasanya tumbuh dengan perlahan di satu tempat dan tidak menyebar, sehingga apabila merasakan adanya benjolan di tubuh yang terus bertumbuh dan menyebabkan rasa tidak nyaman, maka harus segera diperiksa," kata Quek pada media gathering yang digelar Parkway Cancer Centre di Jakarta, belum lama ini.

Disampaikan Quek, sarkoma merupakan penyakit yang sangat khusus. Secara statistik, kasus sarkoma hanya satu persen dari diagnosis kanker pada orang dewasa dan sekitar 15 persen dari diagnosis kanker pada masa kanak-kanak di Amerika Serikat (AS). 

Kebanyakan subtipe sarkoma tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sarkoma, seperti paparan bahan kimia berbahaya, paparan virus, paparan radiasi, kelainan genetik, dan pembengkakan jangka panjang.

Rentang usia pasien yang bisa terserang sarkoma cukup lebar, mulai dari usia anak-anak hingga lansia. Quek menginformasikan, anak-anak dan kalangan muda lebih rentan mengidap sarkoma pada tulang, sementara pasien dewasa dan yang berusia lebih tua lebih rentan terserang sarkoma pada otot.

"Pada usia muda, harus mewaspadai terkena sarkoma apabila ada benjolan di tempat-tempat yang tidak umum seperti tungkai, kaki, dan anggota gerak. Apalagi, jika terdapat gejala nyeri yang sampai mengganggu aktivitas. Nyeri terus menerus muncul, bahkan di malam hari atau saat beristirahat," tutur Quek.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement