Ahad 03 Dec 2023 19:45 WIB

Wisata Peninggalan Kolonial Belanda di Bouwplan V Malang

Kawasan Bouwplan V diyakini termasuk tertua di Indonesia.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Penampilan bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda di Kota Malang yang beberapa di antaranya masih sama dengan wujud aslinya sedangkan lainnya sudah tidak dikenali lagi.
Foto:

Di samping itu, para peserta komunitas juga mengunjungi Menara Suling yang lokasinya berdekatan dengan gardu PLN area Jalan Tenes. Menara yang hanya tersisa struktur berkarat tanpa terompet ini merupakan penanda bahaya yang dibangun oleh Belanda. Setidaknya terdapat delapan menara yang dibangun oleh kolonial di Kota Malang.

Untuk diketahui, komunitas History Fun Walk Malang turut mengunjungi beberapa bangunan di area selain jalan bernuansa gunung-gunung di Kota Malang (sesuai tema "Sportpark Gebieb Bergenbuurt"). Bangunan-bangunan yang dimaksud antara lain bioskop Kelud, Pasar Bareng dan rumah pendeta di Jalan Kelud, Kota Malang.

Bioskop Kelud dalam catatan sejarah pernah manjadi Kartinischool pada masa kolonial Belanda. Kemudian pernah menjadi tempat interniran pada zaman Jepang. Artinya, bangunan pernah digunakan sebagai kamp konsentrasi masyarakat sipil Eropa dan Belanda.

Selanjutnya, gedung tersebut difungsikan sebagai bioskop pada era 1970 hingga 1980an. Pada era 1990an, kegiatan bioskop mulai meredup sehingga tidak difungsikan lagi sebagaimana mestinya. Namun bioskop ini diyakini pernah beberapa kali digunakan untuk kegiatan pameran buku dan lainnya pada masa kini.

Selanjutnya, para anggota komunitas juga menunjukkan area Pasar Tua Bareng yang lokasinya tidak jauh dari bioskop. Bangunan tersebut masih mempertahankan nuansa lama tetapi aktivitas pasar sudah tidak terlihat lagi. Kemudian ada pula rumah minimalis modern masa Belanda yang pernah menjadi rumah pendeta (kini menjadi percetakan).

photo
Penampilan bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda di Kota Malang yang beberapa di antaranya masih sama dengan wujud aslinya sedangkan lainnya sudah tidak dikenali lagi. - (Republika/ Wilda Fizriyani)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement