Jumat 27 Oct 2023 07:51 WIB

Tidak Semua Diet Ala Idol K-pop Buruk untuk Ditiru, Berikut di Antaranya

Eks trainee idol mengungkapkan salah satu metode dietnya adala puasa intermittent.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Taeyang (kanan) dan Lisa Blackpink. Pengaturan pola makan atau diet yang dijalani oleh para idol K-pop sering kali menjadi sorotan.
Foto: Tangkapan layar/The Black Label
Taeyang (kanan) dan Lisa Blackpink. Pengaturan pola makan atau diet yang dijalani oleh para idol K-pop sering kali menjadi sorotan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaturan pola makan atau diet yang dijalani oleh para idol K-pop sering kali menjadi sorotan. Tak jarang, para penggemar dan warganet juga tergoda untuk mengikuti diet ala idol K-pop agar bisa mendapatkan tubuh yang super ramping.

Sayangnya, sebagian besar diet ala idol K-pop yang beredar di internet merupakan diet yang ekstrem dan restriktif. Diet seperti ini memang bisa memberikan hasil penurunan berat badan dalam waktu singkat, namun sangat tidak dianjurkan.

Baca Juga

Kabar baiknya, tidak semua diet ala idol K-pop buruk untuk diikuti. Sebagian metode diet yang dijalani oleh idol K-pop sudah terbukti efektivitasnya secara ilmiah dan aman untuk diterapkan dalam keseharian.

Salah satu dari metode diet tersebut adalah puasa intermittent atau intermittent fasting (IF), seperti dilansir Koreaboo pada Jumat (27/10/23). Menurut mantan trainee Bianca Zhou, metode IF cukup populer di kalangan para idol K-pop karena dapat membantu menekan terjadinya lonjakan gula darah di sepanjang hari. Zhou mengungkapkan bahwa pengelolaan lonjakan gula darah sangat membantu proses penurunan berat badan.

Seperti diketahui, lonjakan gula darah biasanya terjadi ketika seseorang menyantap makanan berkalori tinggi atau makanan cepat saji. Tubuh akan merespons lonjakan gula darah ini dengan memproduksi insulin. Bila kondisi ini berlangsung cukup sering, tubuh bisa mengalami kondisi yang bernama resistensi insulin.

Metode IF, lanjut Zhou, memungkinkan seseorang untuk menyantap makanan dalam porsi yang lebih sedikit. Dengan begitu, lonjakan gula darah yang mungkin terjadi juga semakin berkurang.

Metode IF tidak bersifat restriktif....

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement