Kamis 19 Oct 2023 22:08 WIB

Daging Merah Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes Seperti Makanan Manis

Makanan gurih seperti daging merah juga bisa tingkatkan risiko diabetes tipe 2.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Daging merah (ilustrasi). Seperti makanan manis, daging merah juga bisa membuat risiko diabetes tipe 2.
Foto: Foto : MgIT2
Daging merah (ilustrasi). Seperti makanan manis, daging merah juga bisa membuat risiko diabetes tipe 2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Risiko diabetes tipe 2 sering kali dikaitkan dengan konsumsi makanan yang manis atau bergula tinggi. Siapa sangka, makanan yang gurih seperti daging merah juga bisa membuat risiko diabetes tipe 2 meningkat.

Menurut studi dalam American Journal of Clinical Nutrition, risiko diabetes tipe 2 bisa meningkat hanya dengan mengonsumsi daging merah sebanyak dua porsi per pekan. Semakin banyak porsi daging yang dikonsumsi, semakin besar pula risiko diabetes tipe 2 yang muncul.

Baca Juga

Studi ini melibatkan 216.695 orang partisipan yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan di Amerika Serikat. Melalui studi ini, tim peneliti memantau pola makan para partisipan setiap 2-4 tahun sekali.

Pemantauan ini berlangsung selama sekitar 36 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, ada lebih dari 22.000 partisipan yang terkena diabetes tipe 2.

Studi ini menemukan bahwa individu dengan tingkat konsumsi daging merah tertinggi menyantap sekitar 1,56-1,97 porsi daging merah per hari. Kelompok ini memiliki risiko 62 persen lebih besar untuk terkena diabetes tipe 2 dibandingkan individu yang hanya menyantap sedikit daging merah, yaitu sekitar 0,26-0,45 porsi daging merah per hari.

Tim peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health juga menemukan bahwa setiap satu porsi daging merah yang dikonsumsi setiap hari dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 1,28 kali lipat. Peningkatan risiko diabetes tipe 2 tampak lebih tinggi bila jenis daging merah yang dikonsumsi adalah daging merah olahan. Sebagai perbandingan, konsumsi daging merah olahan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 51 persen, sedangkan daging merah non olahan dapat meningkatkan risiko sebesar 40 persen.

Menurut tim peneliti, hal ini bisa terjadi karena daging merah memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi. Asupan lemak jenuh yang berlebih bisa menurunkan sensitivitas insulin.

Selain itu, daging merah juga tinggi akan kandungan nitrat. Asupan nitrat yang tinggi bisa mendorong terjadinya resistensi insulin yang berkaitan erat dengan kejadian diabetes tipe 2.

"Temuan kami sangat mendukung panduan pola makan yang merekomendasikan pembatasan konsumsi daging merah, berlaku untuk daging merah olahan dan non olahan," ujar postdoctoral research fellow dari departemen ilmu gizi di Harvard TH Chan School of Public Health, Xiao Gu, seperti dilansir Forbes pada Kamis (19/10/23).

Temuan ini sejalan dengan temuan dalam studi yang telah dipublikasikan lebih dulu dalam jurnal Diabetologia. Studi ini menemukan adanya peningkatan diabetes sebesar 18 persen untuk setiap 50 gram daging merah non olahan yang dikonsumsi, dan peningkatan sebesar 20 persen untuk setiap 50 gram daging merah olahan yang dikonsumsi.

Berapa batas aman konsumsi daging merah?

Agar terhindar dari risiko diabetes tipe 2, tim peneliti menganjurkan agar orang-orang membatasi konsumsi daging merah mereka. Batas konsumsi daging merah yang direkomendasikan oleh tim peneliti dari Harvard adalah satu porsi per pekan.

Orang yang terbiasa mengonsumsi satu porsi daging merah per hari bisa mengganti asupan daging merah mereka dengan sumber protein nabati. Dengan mengganti satu porsi daging merah per hari menjadi sumber protein nabati, risiko diabetes tipe 2 bisa menurun hingga 30 persen.

Selain sumber protein nabati, asupan daging merah juga bisa diganti dengan produk olahan susu. Mengganti satu porsi daging merah per hari dengan produk olahan susu bisa menurunkan risiko diabetes tipe 2 hingga 22 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement