Jumat 13 Oct 2023 17:50 WIB

Kecanduan Gadget, Rokok, dan Narkoba Bagian dari Mental tidak Sehat

Kecanduan gadget, rokok, narkoba, saat ini didominasi generasi muda.

Pemeriksaan dini terkait kecanduan gadget hingga mengarah ke narkoba perlu dilakukan orang tua terhadap anak.
Foto: Malaytimes
Pemeriksaan dini terkait kecanduan gadget hingga mengarah ke narkoba perlu dilakukan orang tua terhadap anak.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Direktur Umum Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Idrem Ildrem Ismail Lubis menyebutkan ketergantungan pada gawai, rokok dan narkoba memiliki mental yang tergolong tidak sehat. "Generasi muda selalu cenderung bergantung kepada gadget, rokok, dan perilaku menyimpang ke arah narkoba, perilaku tersebut merupakan bagian dari mental yang tidak sehat," ujar Ismail Lubis di Medan, Jumat (13/10/2023).

Ismail mengatakan, kecenderungan tersebut didominasi oleh generasi muda yang sangat mempengaruhi bagi kesehatan jiwa mereka. Menurut Ismail, pemeriksan dini sangat penting dilakukan agar masyarakat mengetahui kondisi mental mereka apakah mengalami gangguan atau tidak.

Baca Juga

"Dalam Memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Kami mengajak generasi muda melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa sejak dini," kata Ismail.

"Gangguan mental, bisa dilihat dari sejumlah gejala-gejalanya, seperti susah tidur, tidak fokus, sering menyendiri, cemas berlebihan, dan curiga berlebih," tambahnya.

Ismail mengatakan, khusus memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, pihaknya memberikan literasi promosi kesehatan jiwa kepada masyarakat. "Literasi promosi kesehatan jiwa akan diberikan kepada generasi muda yang masih duduk di bangku sekolah," katanya.

Ismail berharap dengan adanya literasi itu juga merubah pandangan masyarakat terhadap rumah sakit jiwa yang selama ini dianggap menakutkan.

"Rumah sakit jiwa tidak lagi menakutkan di mata masyarakat. Kita ngin masyarakat yang datang merasa aman, nyaman dalam melakukan pemeriksaan kesehatan jiwanya," jelasnya

Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah layanan promosi kesehatan dan fasilitas seperti dokter, tempat tidur Napza, pelayanan promosi kesehatan deteksi sejak dini, psikolog, serta pemeriksaan kesehatan lainnya.

"Berdasarkan undang-undang, rumah sakit jiwa harusnya 60 persen itu untuk layanan jiwa dan 40 persen itu untuk layanan umum. Jadi di rumah sakit jiwa ini bisa juga melakukan pemeriksaan kesehatan lainnya. Karena kami sudah menyiapkan dokter-dokter yang bukan ahli jiwa saja. Namun untuk saat ini layanan yang masih dominan adalah layanan jiwa yang hampir 100 persen," ujarnya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement