REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak manfaat yoga yang telah diulas oleh berbagai artikel kesehatan, salah satunya dapat membantu mengelola stres. Efek lain termasuk mendukung kesejahteraan mental, meningkatkan kualitas tidur, dan mewujudkan keseimbangan dalam hidup.
Namun, benarkah demikian? Dikutip dari laman Science Focus, Selasa (15/8/2023), ternyata hal tersebut memang benar adanya, meski tidak secara langsung. Hasil itu terungkap dalam studi yang dilakukan oleh tim dari Boston University School of Medicine, New York Medical College, dan Columbia University.
Menurut studi tersebut, yoga berpotensi menurunkan stres dengan cara menyeimbangkan sistem saraf otonom (ANS) dan menurunkan kadar kortisol. Pasalnya, orang yang melakukan yoga pasti melibatkan pengaturan postur dan latihan pernapasan.
Berbagai penelitian menunjukkan, kendali pernapasan yang digabungkan dengan gerakan tertentu secara sadar dapat menyeimbangkan ANS, yang berisi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sebaliknya, saat stres, sistem saraf simpatis melepaskan hormon stres. Akibatnya, hal itu dapat memicu respons melawan atau lari dalam tubuh, menyebabkan adanya ketidakseimbangan pada ANS.
Dalam yoga, pernapasan harus dikontrol sedemikian rupa dengan hitungan tertentu. Dengan bernapas secara perlahan dan dalam-dalam, seseorang dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis, yang pada akhirnya dapat membantu dia merasa lebih tenang.
Bernapas dalam-dalam mengirimkan sinyal aktivasi ke sistem saraf parasimpatis, yang bertanggung jawab atas respons istirahat dan cerna. Hal tersebut menangkal efek respons lawan atau lari.
Sebuah studi pada 2019 di Australia menemukan deretan manfaat lain dari yoga. Orang yang rutin melakukan yoga disebut lebih merasakan keterhubungan, pengalaman bersama, juga memiliki ruang aman untuk terhubung dengan diri sendiri dan orang lain. Manfaat lain seperti peningkatan perhatian dan ingatan, didukung oleh sains, tetapi untuk mengatasi stres, pernapasan sadar adalah elemen yang sangat penting.