REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di usia muda, banyak orang merasa kuat dan baik-baik saja meski hanya mendapatkan tidur malam yang relatif singkat. Padahal, kurang tidur yang terjadi secara terus-menerus di usia muda bisa membahayakan kesehatan jantung di masa mendatang.
"Ada banyak bukti yang mengindikasikan bahwa kurang tidur berkaitan dengan penyakit kardiovaskular dalam jangka panjang," papar Dr Anne Marie Chang dari Penn State University, seperti dilansir The Sun pada Ahad (13/8).
Studi terbaru yang dilakukan oleh Dr Chang dan tim juga menunjukkan bukti yang serupa. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Psychosomatic Medicine ini melibatkan 15 pria dewasa yang sehat dengan rentang usia 20-35 tahun sebagai partisipan.
Selama 11 hari, para partisipan menjalani pengukuran tekanan darah dan detak jantung. Pengukuran ini dilakukan setiap dua jam.
Di tiga malam pertama, para partisipan diminta untuk tidur selama 10 jam per malam. Lalu di lima malam berikutnya, para partisipan hanya diperbolehkan tidur selama lima jam per malam. Di dua malam berikutnya, yaitu malam pemulihan, para partisipan diperbolehkan untuk kembali tidur selama 10 jam per malam.
Dari studi ini, tim peneliti menemukan bahwa durasi tidur yang pendek di malam hari bisa memicu peningkatan detak jantung yang cukup signifikan. Sebagai perbandingan, rerata detak jantung para partisipan di awal studi adalah 69 denyut per menit. Namun di akhir studi, setelah mereka tidur lima jam per malam selama lima hari, detak jantung rata-rata dari para partisipan hampir mencapai 78 denyut per menit.
Peningkatan serupa juga terlihat pada tekanan darah para partisipan. Durasi tidur yang singkat menyebabkan tekanan darah sistolik para partisipan meningkat sekitar 0,5 mmHg per hari. Peningkatan ini membuat rerata tekanan darah sistolik para partisipan naik dari 116 mmHg menjadi 119,5 mmHg.