REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru dari University of California menemukan bukti kuat bahwa menghirup aroma wewangian bisa meningkatkan kinerja kognitif dengan meningkatkan hubungan antara memori dan pusat pengambilan keputusan di otak. Studi ini diterbitkan dalam Neuroscience.
Penelitian yang melibatkan sekelompok orang berusia 60 hingga 85 tahun ini memfasilitasi peserta dengan diffuser dan beberapa essential oil yang berbeda. Para peserta memasukkan aroma yang berbeda ke dalam diffuser setiap malam sebelum tidur, dan diaktifkan selama dua jam saat mereka tidur. Sementara kelompok kontrol, hanya diberi essential oil dalam jumlah kecil.
Hasilnya, kelompok peserta yang menghirup aromaterapi sebelum tidur menunjukkan peningkatan 226 persen dalam kinerja kognitif dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ini dilihat setelah peserta mengikuti tes daftar kata yang biasa digunakan untuk mengevaluasi memori.
“Merawat materi abu-abu pada otak yang menua perlu dilakukan lebih dari sekedar memecahkan teka-teki silang. Menjaga kesehatan otak dengan menebarkan wewangian yang membuat relaks bisa sangat efektif,” kata Michael Leon, salah satu peneliti, seperti dilansir India Today, Sabtu (5/8/2023).
Dalam dunia hewan, memperkenalkan aroma telah terbukti dapat mendorong neuroplastisitas. Karenanya, tidaklah mengada-ada untuk meyakini bahwa manusia juga dapat meraih manfaat dari lanskap aroma yang kaya dan kompleks.
Secara fisiologis, kemampuan manusia untuk mendeteksi aroma mulai memudar sebelum kemampuan kognitif berkurang. Hilangnya fungsi indra ini disertai dengan penurunan sel-sel otak, yang mengindikasikan adanya hubungan yang mendalam antara aroma dan fungsi neurologis.
Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa hilangnya kapasitas penciuman dapat memprediksi perkembangan hampir 70 penyakit neurologis dan kejiwaan. Ini termasuk Alzheimer dan demensia lainnya, Parkinson, dan skizofrenia.
"Kenyataannya adalah bahwa di atas usia 60 tahun, indra penciuman dan kognisi mulai menurun,” ujar Leon. Ahli neurobiologi, Michael Yassa, mengungkapkan indra penciuman memiliki hubungan langsung dengan sirkuit memori otak.