Rabu 19 Jul 2023 05:08 WIB

Mana yang Lebih Efektif, Bayi Tabung atau Inseminasi?

Inseminasi dan bayi tabung masing-masing memiliki peran unik.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Sebelum menentukan metode yang terbaik bayi tabung atau inseminasi, dokter akan membantu Anda melalui beberapa tes serta kondisi fisik. (ilustrasi)
Foto: dok: Teratai Fertility Clinic Gading Pluit Ho
Sebelum menentukan metode yang terbaik bayi tabung atau inseminasi, dokter akan membantu Anda melalui beberapa tes serta kondisi fisik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Inseminasi dan bayi tabung sering kali kita dengar. Keduanya mengklaim mampu mengatasi masalah kesuburan atau infertilitas. Manakah yang lebih efektif?

Dokter Spesialis Kandungan RSIA Family, dr Malvin Emeraldi, SpOG mengatakan ada satu kesamaan yang dimiliki oleh kedua metode ini, yaitu keduanya merupakan metode fertilisasi yang dapat dilakukan oleh pasangan suami istri tanpa melakukan hubungan badan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak bisa melakukan proses fertilisasi dengan berhubungan badan dengan normal, diantaranya seperti masalah kualitas sperma yang buruk, masalah pada lendir rahim, cacat fisik, risiko kelainan genetik, hingga infeksi virus penyakit menular seksual.

Baca Juga

"Inseminasi dan bayi tabung masing-masing memiliki peran unik dalam mengatasi program infertilitas," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Sebelum menentukan metode yang terbaik, dokter akan membantu Anda melalui beberapa tes serta kondisi fisik dan faktor lainnya untuk menentukan pilihan mana yang terbaik untuk program fertilitas Anda.

Pada inseminasi, prosesnya dapat dilakukan lebih cepat dan efektif, dokter biasanya merekomendasikan metode ini jika Anda dan pasangan Anda memiliki masalah disfungsi seksual seperti gangguan ereksi pada pria, ataupun penyebab infertilitas lain yang belum diketahui penyebabnya dengan pasti. Proses inseminasi juga jauh lebih murah daripada bayi tabung dan juga merupakan prosedur yang tidak terlalu invasif, oleh karena itu sering direkomendasikan sebagai langkah pertama.

Namun inseminasi mungkin akan kurang efektif bagi beberapa pasangan dengan gangguan fertilitas seperti kualitas sperma buruk atau telah berhasil mengandung namun selalu mengalami keguguran. "Dokter juga dapat merekomendasikan bayi tabung apabila Anda telah melakukan proses inseminasi berulang kali namun tidak menunjukan hasil yang memuaskan," ujarnya.

Proses bayi tabung mungkin membutuhkan persiapan, waktu, serta biaya yang lebih besar, tapi bayi tabung memiliki persentase keberhasilan bayi tabung secara umum tanpa melihat usia, dan indikasi adalah sekitar 40 persen sampai 50 persen. Untuk inseminasi hanya 10 persen sampai 20 persen dengan catatan tidak ada masalah pertemuan sperma dengan sel telur dalam perut ibu.

Namun suksesnya program fertilitas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti usia, penyebab ketidaksuburan, hingga riwayat kehamilan sukses sebelumnya.

 

Konsultasikan

Meski tidak memiliki riwayat fertilitas sebelumnya, mendiskusikan program kehamilan dengan dokter sebelum menjalankannya sebaiknya dilakukan untuk mendeteksi adanya masalah-masalah fertilitas yang harus ditangani. Dengan mendeteksi masalah fertilitas lebih cepat, Anda dapat menghemat waktu dan memulai program fertilitas alternatif lebih dini.

Setiap pasangan pasti memiliki problematika tersendiri, sehingga Anda harus bertemu dengan spesialis kesuburan untuk meninjau riwayat dan mendiskusikan program kehamilan yang disarankan. Infertilitas bukanlah masalah langka dan bisa terjadi oleh siapapun, oleh karena itu segera periksakan kesuburan Anda dengan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi atau Dokter Obgyn yang khusus menangani gangguan kesuburan (infertilitas) untuk mendapatkan tinjauan lebih lanjut dan pilihan terbaik untuk program hamil Anda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement