REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahasa gaul atau slang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Tiap-tiap masa biasanya memiliki bahasa pergaulan sendiri yang kadang sulit untuk dipahami oleh mereka yang lahir dari generasi berbeda.
Ini yang kemudian membuat adanya gap bahasa antargenerasi. Misalnya orang tua sulit untuk memahami bahasa yang digunakan oleh anaknya. Begitu pula sebaliknya.
Nah, saat ini ada satu kata yang sering kita temui, "skena". Kata ini biasanya berseliweran di jagat media sosial (medsos). Akan tetapi, mungkin masih banyak di antara kita yang hingga kini masih tidak tahu apa sebenarnya arti skena itu.
Ini tidak heran karena hingga saat ini, kata ini memiliki arti yang berbeda bagi tiap orang. Ada yang mengidentikkan skena dengan mereka yang menyukai musik-musik underground. Ada juga yang mengasosiasikan kata ini dengan orang-orang yang menggunakan kaos band-band beraliran musik independent (indie).
Di dunia TikTok dan platform berbasis video lain juga bermunculan konten yang berisi cara menjadi anak skena, rekomendasi outfit skena, hingga parodi konsultasi skena.
Jadi, sebenarnya apa itu skena? Box2Box Indonesia dengan akun Twitter @Box2boxID mencoba memberikan penjelasan yang lebih mudah diterima mengenai skena. Melalui cuitannya, dijelaskan bahwa skena itu pada dasarnya merupakan terjemahan bebas dari kata scene dalam bahasa Inggris.
Dalam bahasa Indonesia, kata ini diterjemahkan dengan lebih mudah dipahami dan bahkan telah lama digunakan sejak lama, yaitu 'kancah musik'.
"Jadi, skena bisa dibilang arena, medium, atau ruang bagi orang yang mencintai musik. Baik musisi, pendengar, jurnalis, pembuat merchandise, label rekaman, event organizer, admin akun meme, dsb," tulis Box2Box Indonesia.
Dalam berbagai unggahan di lini masa digital, beredar juga istilah 'pegiat skena'. Untuk memudahkan memahami idiom ini, maka bisa melihat representasinya dalam bahasa Inggris, yang dikenal juga dengan istilah scenester.
"Dalam hal ini, musik mereka diproduksi secara independen," tambah Box2Box Indonesia.
Maksudnya adalah aliran musik yang digemari para pegiat skena biasanya berbeda dari buatan musisi mainstream arahan label besar yang mengikuti permintaan pasar demi meraup keuntungan besar.
"Skena berbasis komunitas yang orang-orangnya mencintai musik. Oleh sebab itu, aliran yang dimainkan cenderung eksploratif seperti indiepop, alt-rock, shoegaze, black metal, punk, doom, noise, surf-rock, hip-hop, dan... you name it," tulis Box2Box Indonesia.
Jadi, apakah Anda baru sadar bahwa ternyata seorang pegiat skena?