REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berita kematian diva pop Asia, Coco Lee, mengejutkan publik. Apalagi ditambah pernyataan keluarga bahwa penyanyi yang populer pada tahun 1990-an itu melakukan percobaan bunuh diri.
Saat sang putri dilarikan ke rumah sakit, ibunda Coco Lee sempat meminta pihak rumah sakit untuk tidak melepas alat bantu ketika putrinya menjalani perawatan intensif. Menurut laporan media Hong Kong, wanita berusia 48 tahun itu tinggal bersama kakak perempuannya, Carol, di Hong Kong sejak dia keluar dari rumah sakit bulan lalu karena ketidaknyamanan fisik. Hari itu, dia makan siang dengan ibunya dan Carol di apartemen, lalu setelah itu dia bergegas mandi.
Pada pukul 15.30 waktu setempat, seorang pembantu rumah tangga di apartemen Carol dilaporkan melihat Coco keluar dari kamar mandi, dengan mengeluarkan banyak darah dari pergelangan tangan kirinya. Pembantu itu segera menghubungi polisi untuk meminta bantuan.
Sebuah pernyataan oleh polisi Hong Kong mengatakan, mereka menerima laporan pada pukul 15.37 di tanggal 2 Juli, bahwa seorang wanita mencoba bunuh diri di sebuah unit perumahan di Barker Road. Korban sudah dalam keadaan koma ketika dilarikan ke Rumah Sakit Queen Mary untuk perawatan darurat.
Dilaporkan bahwa gunting kuku berlumuran darah ditemukan di samping wastafel kamar mandi. Saat CoCo dilarikan ke rumah sakit, dia dikatakan sudah kehilangan kesadaran dan hampir tidak bernapas, tapi dia dihidupkan kembali di rumah sakit.
Kakak perempuan Coco dan mantan manajernya, Nancy, berbicara dengan media Hong Kong ST Headline pada dini hari ini. Nancy mengatakan, dokter menyatakan otak Coco telah mati ketika dia sampai di rumah sakit. Namun, ibu mereka yang berusia 86 tahun menolak untuk melepas alat bantu hidup.
“Hal yang paling memilukan adalah melihat ibu saya yang sudah lanjut usia. Meskipun sel-sel otak Coco sudah mati, dia menolak untuk menyerah. Sangat menyedihkan melihat orang berambut putih merelakan kepergian orang berambut hitam,” ucap Nancy.
“Ketika kami berada di rumah sakit, kami diberitahu bahwa tidak ada kesempatan untuk menyelamatkan Coco dan dokter menyerah. Tapi saya memberi tahu dokter bahwa ibu saya kehilangan suaminya ketika dia belum genap berusia 40 tahun, dan selalu mendukung kami,” kata Nancy.
“Tolong beri ibuku kesempatan, tolong beri adikku Coco kesempatan. Sekalipun itu hanya secercah kehidupan, tolong bantu dia,” kata Nancy memohon saat itu.
Ia merasa sangat hancur dan tidak percaya, ketika menghampiri Coco, menatap denyut jantung dan monitor oksigen, selalu merasa ketakutan ketika itu berbunyi. “Dokter mengatakan dia bisa pergi kapan saja, dan mengatakan kepada kami untuk bersiap menghadapi yang terburuk,” ucap Nancy. CoCo pun tetap dalam keadaan koma hingga kematiannya pada 5 Juli 2023.
Coco menikah dengan pengusaha Kanada Bruce Rockowitz pada 2011. Ada desas-desus dalam beberapa tahun terakhir bahwa hubungan mereka memburuk, yang menyebabkan depresinya.
Coco dilaporkan melakukan fertilisasi in-vitro (IVF) sembilan kali selama pernikahannya. Pada Januari 2023, dia memicu kekhawatiran di kalangan penggemar ketika berbagi foto dirinya dengan berat badan 42 kilogram. Pada Maret 2023, dia menjalani operasi untuk mengobati masalah bawaan di kaki kirinya dan harus belajar berjalan lagi.
Coco terakhir kali meninggalkan pesan audio untuk para penggemarnya di Weibo pada 2 Juli 2023, berterima kasih atas dukungan mereka. File audio telah diunggah ulang di Youtube.“Terima kasih semuanya atas cinta dan dukungan kalian untuk saya. Saya akan melakukan yang terbaik. Tolong jaga kesehatan kalian. Saya sangat merindukan semua orang dan akan terus bekerja keras. Saya sangat merindukan kalian semua. Terima kasih banyak atas hadiahnya! Cantik dan sangat bijaksana! Aku mencintai kalian!," kata Coco dalam pesan audio itu.