REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal serta pesawat Amerika Serikat (AS) dan Kanada pada Senin (19/6/2023) mencari kapal selam yang hilang lebih dari sehari sebelumnya di lepas pantai tenggara Kanada. Para pejabat mengungkapkan kapal selam itu hilang saat membawa turis menjelajahi bangkai kapal karam Titanic.
Penjaga Pantai AS mengatakan ada satu nakhoda dan empat penumpang ada di dalamnya. Tim penyelamat menyebut mereka berpacu dengan waktu mengingat kapal selam tersebut hanya memiliki kapasitas oksigen selama 96 jam sejak berangkat.
Sejauh ini, tidak jelas apakah kapal selam itu masih di bawah air atau telah muncul ke permukaan dan tidak dapat berkomunikasi. Dilansir Reuters, Selasa (20/6 /2023), kapal dan pesawat AS dan Kanada telah mencari di daerah sekitar 900 mil (1.450 km) timur Cape Cod.
Pada Senin (18/6/2023), Laksamana Penjaga Pantai AS John Mauger mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa dari mereka menjatuhkan pelampung sonar yang dapat memantau hingga kedalaman 13.000 kaki (3.962 meter).
Mauger menuturkan daerah tersebut adalah daerah terpencil. Tantangannya besar untuk melakukan pencarian di daerah terpencil itu.
"Kami mengerahkan semua aset yang tersedia untuk memastikan bahwa kami dapat menemukan kapal itu dan menyelamatkan orang-orang di dalamnya," kata Mauger
Memasuki waktu malam hari, Mauger dan tim akan terus menerbangkan pesawat dan mengerahkan kapal tambahan. Dia juga mengatakan para pejabat juga telah menghubungi kapal komersial untuk meminta bantuan.
Sementara itu, perusahaan swasta yang mengoperasikan kapal selam, OceanGate Expeditions, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (19/6/2023) bahwa pihaknya mengerahkan semua opsi untuk menyelamatkan mereka yang ada di dalam kapal selam. Perusahaan itu mengucapkan terima kasih atas bantuan yang mereka terima.
"Kami sangat berterima kasih atas bantuan ekstensif yang kami terima dari beberapa lembaga pemerintah dan perusahaan laut dalam dalam upaya kami untuk membangun kembali kontak dengan kapal selam," ujar OceanGate.
Ada beberapa orang penting di dalam kapal selam yang hilang itu, yakni, miliarder Inggris Hamish Harding, dan wakil ketua salah satu konglomerat terbesar Pakistan, Engro Corporation, yakni Shahzada Dawood, beserta putranya, Suleman.
Menurut sebuah unggahan media sosial dari seorang kerabat, miliarder Inggris Hamish Harding termasuk di antara penumpang kapal selam itu. Sedangkan, keluarga Dawood mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Dawood dan Suleman juga ikut serta. Pernyataan dari keluarga Dawood menyebut ayah dan anak itu telah merencanakan perjalanan mengunjungi sisa-sisa bangkai Titanic.
"Kami sangat berterima kasih atas kepedulian yang ditunjukkan oleh rekan dan teman kami serta ingin meminta semua orang untuk berdoa demi keselamatan mereka," kata pernyataan itu.