Jumat 02 Jun 2023 17:22 WIB

Makanan dan Minuman yang Berdampak Negatif Bagi Kesehatan Mental

Makanan dan minuman tertentu dapat memperburuk kecemasan, bahkan serangan depresi.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Kopi (ilustrasi). Kopi menjadi salah satu minuman yang dianggap berdamak negatif bagi kesehatan mental.
Foto: Pixabay
Kopi (ilustrasi). Kopi menjadi salah satu minuman yang dianggap berdamak negatif bagi kesehatan mental.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mungkin ada di antara Anda yang belum mengetahui bahwa makanan berkaitan dengan kesehatan mental. Makanan dan minuman tertentu dapat memperburuk kecemasan, bahkan serangan depresi.

1. Kopi

Baca Juga

Bagi sebagian orang, terlalu banyak kafein dapat berdampak negatif pada kecemasan. Psikolog klinis berlisensi, Brittney Jones, mengatakan terlalu banyak kafein bisa berdampak buruk pada orang yang memiliki banyak pemicu stres.

“Ketahuilah bahwa terlalu banyak kafein menyebabkan peningkatan respons kortisol dan dapat menyebabkan kelelahan adrenal, resep untuk stres dan kelelahan yang terus-menerus, belum lagi masalah tidur," kata Jones dilansir Huffpost, Jumat (2/6/2023).

Penelitian menunjukkan, mengonsumsi lebih dari 250 miligram kafein per hari (kira-kira 2,5 cangkir) dapat berdampak negatif pada kecemasan. Bagi orang-orang yang mengalami kegugupan karena kopi, Jones mengatakan kafein dari matcha bisa menjadi alternatif bagus karena memberi banyak orang perasaan waspada berkat senyawa yang disebut L-theanine.

2. Soda diet

Psikiater bersertifikat dan salah satu pendiri SohoMD, Jacques Jospitre Jr, mengatakan soda diet tidak memiliki manfaat untuk kesehatan. Banyak soda diet yang mengandung fenilalanin, yang merupakan bahan kimia tambahan terkenal mengacaukan neurokimia otak dengan menghentikan produksi serotonin dan dopamin, yaitu dua molekul yang kita butuhkan untuk suasana hati baik. Selain itu, minuman ini memiliki pemanis buatan seperti aspartam, yang dikenal sebagai racun saraf dan dapat meningkatkan hormon stres seperti kortisol, serta meningkatkan jumlah radikal bebas di otak.

3. Alkohol

Konselor profesional berlisensi dan pendiri Live Better Therapy Solutions, Danielle Tucci, menyarankan untuk menghindari alkohol demi kesehatan mental. Alkohol adalah depresan dan dapat menyebabkan keadaan suasana hati yang negatif.

“Ini mengacu pada periode di mana tubuh Anda pulih dari mabuk; dan hormon stres, kortisol, meningkat,” kata Tucci.

4. Makanan ultraproses

Seorang psikolog klinis dan pendidikan, Aura De Los Santos, mengatakan ketika dia mengonsumsi makanan olahan tertentu (misalnya campuran panekuk dari toko bahan makanan), hal itu menyebabkan lonjakan kecemasan.

“Saya sulit berkonsentrasi, suasana hati saya berubah, dan saya tidak merasa tenang. Kembung sangat tidak nyaman, dan ini berdampak negatif pada kesehatan mental saya,” ujar De Los Santos.

Makanan ultraproses dapat mengubah bakteri di usus. Bakteri ini berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh, yang akhirnya menyebabkan peradangan kronis. Peradangan dapat menyebabkan kembung, tetapi juga dapat menyebabkan depresi.

Seorang konselor profesional klinis berlisensi, Matt Glowiak, mengatakan keterangan "pilihan yang lebih sehat" di lorong makanan beku dapat menyebabkan tanda-tanda depresi. Makanan itu biasanya berkontribusi terhadap peradangan di usus, di mana sebagian besar serotonin (neurotransmiter bahagia) diproduksi tubuh. Ketika serotonin terganggu, maka hal itu berdampak pada kesehatan mental.

“Makan makanan beku ‘sehat’ memiliki energi dalam jangka pendek, kemudian saya kacau dan kombinasi antara depresi ringan dan kecemasan. Sekarang, saya menjauh dan memilih untuk menyiapkan makanan utuh,” kata Glowiak.

5. Permen (dan makanan bergula secara umum)

Sebuah studi pada 2015 yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menyebut makanan bergula dan bertepung dapat menyebabkan depresi. Meski begitu, konsumsi gula alami (seperti yang ditemukan pada buah) jauh berbeda dengan jenis permen. Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa orang yang ngemil buah sebenarnya cenderung tidak melaporkan gejala depresi. Jadi, meskipun permen dan sumber karbohidrat olahan lainnya dapat merusak kesehatan mental, tidak semua sumber gula demikian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement