REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budaya membaca masyarakat Indonesia ternyata masih rendah. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan karena membaca merupakan fondasi penting untuk anak sebagai jendela dunia.
Pertanyaannya, sejak kapan orang tua bisa mengenalkan anak kebiasaan membaca? Psikolog anak, Samanta Elsener, mengatakan cinta membaca bisa diajarkan pada anak sejak dari dalam kandungan karena orang tua perlu untuk membiasakan kebiasaan baik. Menurutnya, kebiasaan membaca buku ini bisa memanfaatkan momen malam hari sebelum tidur atau pagi hari sebelum aktivitas.
"Ini membuat anak terstimulasi kebiasaan membacanya," ujarnya dalam acara press conference peluncuran aplikasi Perpustakaan Digital BukuAku, Selasa (30/5/2023).
Samanta mengungkapkan, banyak orang tua mengeluh kepadanya terutama yang memiliki anak speech delay karena anaknya malas membaca. Padahal kebiasaan membaca ini bisa menstimulasi anak yang mengalami speech delay.
"Ternyata dalam kandungannya anak tidak pernah diajak ngomong dan tidak pernah diajak kebiasaan untuk membaca. Mungkin kebiasaanya makan karena kalau lagi hamil lapar Hal ini berefek dengan kebiasaan," ujarnya.
Samanta mengatakan saat hamil, ibu tidak hanya perlu mendengarkan lagu untuk menstimulasi anak di dalam kandungan tapi membaca buku juga penting. Apalagi orang tua baru yang belum mengetahui cara menstimulasi atau bicara dengan anak seperti apa.
"Buku menjadi alat yang sangat efektif karena kita jadi punya ide. Apalagi kalau buku anak, dari gambar saja kita bisa mendeskripsikan, dari karikaturnya, ilustrasi dan warnanya iu yang bisa bikin diri kita kembali terkoneksi dengan anak," ujarnya.
Selain itu, dengan kebiasaan membaca buku saat hamil, anak kita bisa mendengar suara ibu. Karena suara ibu penting untuk anak, anak sudah familier ibu tuh suaranya seperti ini. Indera yang terbentuk pertama ketika didalam janin itu telinga. Sementara kemampuan membaca itu terkait telinga dan visual atau mata.