REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penggunaan smarthphone atau ponsel pintar jika sesuai porsi dan usia dapat memberikan dampak positif bagi penggunanya. Sebaliknya, jika penggunaannya melebih porsi atau terlalu berlebihan dan menyebabkan kecenduan, maka dapat berpengaruh buruk.
"Jika sampai kecanduan, bisa berdampak sangat luar biasa terhadap kesehatan fisik maupun mental," kata psikolog Universitas Airlangga (Unair) Prof Nurul Hartini, Senin (29/5/2023).
Nurul menjelaskan, ada banyak kasus yang fisiknya terganggu akibat smartphone. Di antara yang umum dialami adalah gangguan penglihatan dan gangguan motorik. Kemudian secara mental, smartphone dapat menimbulkan gangguan kognitif dan emosi. Kecanduan smartphone juga dapat mengganggu kestabilan emosi, terutama kepada anak-anak dan remaja.
"Contohnya bisa membuat orang mudah marah, padahal yang menyebabkan marah adalah smartphone-nya. Sumber-sumber marah dan sumber-sumber agresi dapat berasal dari sarana prasarana yang seharusnya bisa membantu menjadi lebih cerdas," ujarnya.
Nurul melanjutkan, dampak dari kesehatan mental akan berdampak pada aktivitas sosial. Dampak penggunaan smartphone yang berlebihan membuat seorang anak akan menjadi pribadi yang tertutup dan kurang melakukan interaksi sosial.
"Akibat kecanduan smartphone, orang akan kurang untuk melakukan interaksi dengan berbagi komunitas sosial," ujarnya.
Nurul berpendapat, penggunaan smartphone pada anak-anak perlu dilakukan evaluasi secara kualitas dan kuantitasnya. Apakah sesuatu yang diakses pada smartphone bisa memberikan manfaat pada kinerja. Tetapi jika berdampak buruk, misalnya menurunnya motivasi belajar, maka sebaiknya mengurangi penggunaan smartphone.
"Perlu adanya evaluasi terkait dengan kuantitas, berhubungan dengan lama penggunaan dan fitur-fitur yang mereka akses. Kemudian secara kualitas dapat melihat manfaat dari adanya smartphone," kata Nurul.