REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengimbau orang orang tua di daerah itu untuk bisa membatasi penggunaan gadget pada anak-anak. Dengan begitu, diharapkan anak dapat tumbuh aktif dan sehat.
"Maksimal dalam sehari hanya 30 menit, hal ini diharapkan agar anak bisa melatih motorik kasar dan halus-nya, melatih cara bersosialisasi, melatih bahasa, karena anak butuh bersosialisasi dan berbahasa," kata Asisten II Setda Pemerintah Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi pada Workshop Evaluasi Akhir dan Advokasi Keberlanjutan Program Komunikasi Resiko dan Pelibatan Masyarakat (RCCE) dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Rabu (24/5/2023).
Menurut dia, pembatasan penggunaan gadget pada anak-anak penting dilakukan, terlebih lagi bagi kabupaten dan kota layak anak di NTB. Berdasarkan Sumber Profil Anak tahun 2020, jumlah anak di NTB sebanyak 1,927 juta orang.
"Kabupaten dan kota layak anak adalah kabupaten/kota dengan sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan," ujarnya.
Pejabat Kepala DP3AP2KB NTB ini juga mengatakan bahwa peningkatan kabupaten kota layak anak (KLA) di NTB dari tahun 2017 sampai dengan 2023 sudah sebanyak tujuh kabupaten/kota berstatus KLA, seperti Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, Kota Bima dan Kabupaten Bima.
"Sementara untuk kabupaten yang belum yaitu Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Sumbawa Barat, tentu dengan sinergitas bersama kita pasti akan memastikan KLA di sana," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
