REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mudah tertidur namun sering terbangun tengah malam, menjadi masalah sebagian orang. Menurut sebuah studi pada 2010 di Journal of Psychosomatic Research, sepertiga dari lebih dari 2.000 orang yang disurvei melaporkan terbangun setidaknya tiga malam per pekan.
Meskipun gangguan tidur jarang menunjukkan masalah mendasar yang serius, gangguan tersebut dapat membuat seseorang merasa lelah dan pada akhirnya berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Jika ingin mengatasi masalah tidur, mengutip dari laman Best Life, Sabtu (20/5/2023), dokter mengatakan langkah utama adalah mengidentifikasi faktor apa saja yang dapat menyebabkannya, berikut ini adalah tujuh penyebabnya:
1. Memiliki kondisi kesehatan kronis
Jika terbangun sepanjang malam, berbagai kondisi kesehatan yang mendasarinya bisa menjadi penyebabnya. “Kondisi medis seperti nyeri kronis, refluks asam, dan penyakit jantung, semuanya dapat mengganggu tidur dan menyebabkan sering terbangun sepanjang malam,” kata seorang dokter di Allo Health, Warisha Fathima.
Dia mengatakan, sleep apnea dan restless leg syndrome adalah dua kondisi umum yang dapat langsung mengganggu tidur. Sleep apnea adalah suatu kondisi yang menyebabkan pernapasan berulang kali berhenti dan mulai selama tidur, menyebabkan kualitas tidur yang buruk dan sering terbangun sepanjang malam.
Restless leg syndrome adalah kelainan saraf yang menyebabkan sensasi tidak nyaman pada kaki, sehingga sulit untuk tertidur dan tetap tertidur. Bicaralah dengan dokter jika mengalami gejala ini, untuk menentukan apakah kondisi kesehatan kronis bisa menjadi penyebabnya.
2. Mengalami efek samping pengobatan
Saat berbicara dengan dokter tentang masalah tidur, pastikan untuk mendiskusikan obat apa pun yang sedang dikonsumsi yang dapat menyebabkan terbangun di malam hari. “Obat-obatan tertentu, seperti antidepresan dan obat tekanan darah, dapat menyebabkan gangguan tidur sebagai efek sampingnya,” ujar Fathima.
Menurut American Association of Retired Persons (AARP), itu hanyalah puncak gunung es. Mereka menunjukkan bahwa alfa-blocker, beta-blocker, kortikosteroid, statin, dan berbagai obat lain, telah dikaitkan dengan insomnia.
3. Menderita kecemasan atau depresi
Sama seperti kesehatan fisik yang dapat membuat seseorang sulit tertidur atau tetap tertidur, begitu pula kesehatan mental. “Kecemasan dan depresi, keduanya dapat menyebabkan gangguan tidur. Kecemasan dapat menyebabkan pikiran berpacu dan ketidakmampuan untuk rileks, sementara depresi dapat menyebabkan kesulitan tidur dan bangun pagi,” kata Fathima.
Menurut Sleep Foundation, depresi dan masalah tidur memiliki hubungan dua arah. Ini berarti bahwa kurang tidur dapat berkontribusi pada perkembangan depresi, dan depresi membuat seseorang lebih mungkin mengalami masalah tidur.
4. Sering minum alkohol
Minuman beralkohol dapat menyebabkan seseorang sering terbangun di malam hari. Seorang psikolog dan profesor kedokteran di University of California, Los Angeles, Amerika Serikat, Jennifer Martin, mengatakan bahwa alkohol ‘awalnya membius’, tetapi karena dimetabolisme, berubah menjadi sangat aktif.
Itu karena saat tubuh pada awalnya memproses alkohol, ia meredam impuls di antara sel-sel saraf, yang memungkinkan seseorang untuk tidur nyenyak. Namun, setelah alkohol diproses sepenuhnya, banyak orang mengalami ‘gairah bangkit kembali’. “Kalian membayarnya di paruh kedua malam,” kata dia.
5. Memiliki kebersihan tidur yang buruk
Jika terus terbangun pada malam hari, mungkin karena kebiasaan tidur lebih awal di malam hari. “Kebiasaan tidur yang buruk, seperti menggunakan perangkat elektronik sebelum tidur, jadwal tidur yang tidak teratur, dan tidur di lingkungan yang bising atau tidak nyaman, semuanya dapat menyebabkan gangguan tidur,” kata Fathima.
6. Mengonsumsi kafein terlalu sore
Baik dari kopi, teh, cokelat, atau minuman ringan, kebiasaan mengonsumsi kafein juga bisa membuat seseorang terjaga di malam hari, terutama jika melakukannya terlalu sore. “Kafein adalah stimulan yang bisa mengganggu tidur,” kata Fathima.
Para ahli mengatakan, kafein dapat memakan waktu hingga lima jam untuk diproses oleh tubuh, artinya seseorang harus menghentikan diri mengonsumsi kafein jauh sebelum waktu tidur yang diinginkan.
7. Diet dapat mengganggu tidur
Pola makan dapat berdampak besar pada kesehatan secara umum, dan khususnya pada pola tidur. Fathima mengatakan ada beberapa kesalahan yang mungkin dilakukan saat makan, yang bisa menyebabkan seseorang sering terbangun di malam hari.
Misalnya, dia menunjukkan bahwa makan makanan pedas dapat menyebabkan mulas dan gangguan pencernaan, yang dapat membangunkan seseorang dengan perasaan tidak nyaman. Makan makanan yang dikemas dengan gula juga bisa menyebabkan gangguan tidur.
“Mengonsumsi makanan dan minuman manis sebelum tidur dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang dapat mengganggu tidur. Hal ini karena tubuh melepaskan insulin untuk mengatur gula darah, yang dapat mengganggu proses tidur alami tubuh,” ujarnya.