Kamis 11 May 2023 18:55 WIB

American Psychological Association Rilis Panduan Aman Buat Remaja Gunakan Medsos

Main medsos, remaja kerap kurang tidur, bandingkan penampilan, hingga di-bully.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Remaja pengguna media sosial (Ilustrasi). Psikolog menyebut kita perlu mengajari anak-anak cara mendapatkan yang terbaik dari media sosial dan menghindari yang terburuk.
Foto: www.freepik.com
Remaja pengguna media sosial (Ilustrasi). Psikolog menyebut kita perlu mengajari anak-anak cara mendapatkan yang terbaik dari media sosial dan menghindari yang terburuk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The American Psychological Association (APA) merilis 10 rekomendasi penggunaan media sosial oleh remaja, termasuk melatih dalam literasi media dan membatasi waktu layar agar tidak mengganggu tidur atau aktivitas fisik. Menurut para psikolog, remaja cenderung menggunakan media sosial dalam kondisi apapun.

Karena itu, organisasi psikolog menawarkan saran bagi remaja dan orang tua, guru, dan perusahaan teknologi yang terlibat dalam kehidupan mereka. Rekomendasi lainnya, termasuk menyesuaikan penggunaan media sosial dengan kemampuan perkembangan anak muda, menyaring secara rutin penggunaan media sosial yang bermasalah, dan membatasi seberapa banyak remaja menggunakan media sosial untuk membandingkan kecantikan atau penampilan orang.

Baca Juga

"Ada banyak perbincangan tentang media sosial akhir-akhir ini, termasuk beberapa saran yang tidak sesuai dengan sains," kata Chief Science Officer APA, Mitch Prinstein, dilansir Today, Kamis (11/5/2023).

Prinstein mengatakan laporan ini menawarkan perspektif berbasis ilmu pengetahuan dan berimbang tentang masalah ini sehingga semua pemangku kepentingan dapat mengambil keputusan berdasarkan keahlian mengenai manfaat dan potensi risiko yang terkait dengan media sosial. Para ahli yang memberikan saran berasal dari berbagai bidang psikologi.

Mereka menganalisis penelitian terbaru untuk menentukan di mana sains telah mencapai konsensus tentang remaja dan media sosial. Sementara beberapa rekomendasi ahli bersifat praktis, seperti memberi remaja sumber daya tentang sisi positif dan negatif dari media sosial, yang lain tidak secara tegas meminimalkan paparan remaja terhadap cyberhate.

Prinstein membandingkan penggunaan media sosial remaja dengan mengendarai mobil. Artinya, menjaga keamanan remaja harus menjadi upaya tim yang mencakup pembuatan kebijakan, pengawasan orang tua, dan perubahan dari perusahaan yang membuat produk.

"Media sosial akan tetap ada. Jadi kita perlu mengajari anak-anak cara mendapatkan yang terbaik dari media sosial dan menghindari yang terburuk," ujar Prinstein.

Kekhawatiran telah meningkat atas apa yang dikonsumsi kaum muda di media sosial serta bagaimana hal itu memengaruhi pandangan mereka tentang diri sendiri. Politisi dan anggota parlemen di AS telah menempatkan perusahaan di belakang aplikasi media sosial, seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat, di bawah pengawasan ketat.

Ada laporan bahwa beberapa pengguna muda media sosial telah berjuang dengan masalah citra tubuh dan terpikir bunuh diri. Itu hanya segelintir efek kesehatan mental akibat penggunaan media sosial.

Pada bulan lalu, sekelompok senator bipartisan memperkenalkan undang-undang yang mengharuskan pengguna media sosial berusia minimal 13 tahun, dan mengamanatkan persetujuan orang tua untuk pengguna berusia 13 hingga 17 tahun. Kasus hukum terhadap beberapa perusahaan media sosial juga sedang diproses melalui sistem peradilan.

Satu gugatan class action, yang mengonsolidasikan lebih dari 100 kasus serupa, menyatakan bahwa media sosial berbahaya bagi pengguna yang lebih muda dan menyamakan kecanduannya dengan opioid atau tembakau. Rekomendasi baru tersebut menargetkan berbagai pemangku kepentingan, yaitu orang tua, pendidik, perusahaan teknologi, dan remaja itu sendiri.

Prinstein berharap para pihak berkolaborasi untuk membantu pengguna media sosial muda mendapatkan hasil positif ketika menggunakannya. Seorang psikolog klinis dari organisasi nirlaba Child Mind Institute, Emma Woodward, mengatakan rekomendasi tersebut kemungkinan besar akan berguna bagi orang-orang yang berinteraksi dengan remaja setiap hari, seperti orang tua dan guru. Dia menyarankan untuk mengubah pedoman individu menjadi pembuka percakapan dengan remaja.

"Kolaborasi itu mungkin akan mengarah pada kesuksesan terbesar dalam membantu anak-anak menggunakan media sosial dengan aman," kata Woodward, yang tidak terlibat dalam pembuatan rekomendasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement