REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pendiri Narasi, Najwa Shihab, memaparkan sejumlah tantangan dari perkembangan media sosial saat ini. Selain hoaks, pornografi, dan penyebaran data pribadi, menurut Najwa tantangan lain yang juga perlu dikhawatirkan adalah hilangnya rasa empati dalam kehidupan bersosial.
"Saya merasa media sosial ini menantang kemampuan kita untuk menggunakan atensi lalu empati," kata Najwa di Masjid Kampus UGM, Yogyakarta, Kamis (13/4/2023).
Dalam contoh sederhananya, ia mengatakan bagaimana seseorang dengan mudahnya kehilangan perhatian dan lebih memilih fokus dengan media sosialnya pada saat mendengar orang lain bercerita. Ia juga khawatir seseorang akan mudah kehilangan empati.
"Setiap kali kita melihat kecelakaan mobil, atau ada orang yang berantem, refleks pertama kita merekam drama itu dibandingkan kita mengecek apakah ada orang yang butuh bantuan atau tidak," ujarnya.
Ia mengatakan, kemampuan untuk mendengarkan, memperhatikan secara seksama merupakan prasyarat untuk perhatian moral, prasyarat untuk empati, dan prasyarat untuk tindakan etis. Sulit menurutnya untuk bisa berempati ketika orang-orang hanya sibuk pada notifikasi di gawainya masing-masing.
"HP kita penuh dengan notifikasi, kita terdistraksi nggak bisa konsentrasi. Gimana mau empati? Itu keresahan, apakah sederhana atau tidak dibandingkan dengan hoaks dan lain-lain menurut saya itu penting," ucapnya.
"Apa arti manusia tanpa empati dan kemampuan untuk bisa mengerti orang lain, ya kan?" katanya.
Diskusi publik Ramadhan Public Lecture Masjid Kampus UGM pada Kamis (13/4/2023) mengangkat tema 'Problematika Moral Jagat Media Sosial Indonesia'. Selain menghadirkan Najwa Shihab sebagai pembicara, Ramadhan Public Lecture kali ini juga menghadirkan akademisi UGM Nyarwi Ahmad.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
