Jumat 05 May 2023 18:11 WIB

Dokter Wayan Hidup di Tengah Sampah, Mungkinkah Menderita Hoarding Disorder?

Kisah hidup dokter Wayan yang hidup di rumah terbengkalai viral di media sosial.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Rumah yang dimiliki penderita hoarding disorder (ilustrasi). Dokter Wayan beberapa hari ini viral di media sosial karena tinggal di rumah yang rusak dan penuh sampah. Mungkinkah dr Wayan menderita hoarding disorder?
Foto: www.freepik.com
Rumah yang dimiliki penderita hoarding disorder (ilustrasi). Dokter Wayan beberapa hari ini viral di media sosial karena tinggal di rumah yang rusak dan penuh sampah. Mungkinkah dr Wayan menderita hoarding disorder?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rumah terbengkalai yang dihuni seorang dokter bernama I Wayan di Karawang, Jawa Barat, menjadi viral karena banyak timbunan sampah dan sangat tidak layak huni. Melihat banyaknya tumpukan sampah di rumah tersebut, mungkinkah sang dokter mengalami hoarding disorder? Apa itu?

Menurut laman Mayo Clinic seperti dikutip pada Jumat (5/5/2023), hoarding disorder atau gangguan perilaku gemar menimbun sampah adalah kesulitan yang berkelanjutan untuk membuang atau berpisah dengan harta benda yang dimiliki. Penderitanya mungkin mengalami kesusahan saat memikirkan untuk menyingkirkan barang-barang tersebut.

Baca Juga

Orang secara bertahap menyimpan atau mengumpulkan sejumlah besar item, terlepas dari nilai sebenarnya. Pada wastafel, kompor, meja, tangga, dan semua permukaan lain, biasanya ditumpuk dengan barang. Sehingga penghuni rumah mungkin tidak dapat menggunakan beberapa area untuk tujuan yang dimaksudkan.

Orang dengan gangguan penimbunan ini mungkin tidak melihatnya sebagai masalah. Hal itu membuatnya susah diajak untuk berobat. Tetapi perawatan intensif dapat membantu memahami bagaimana keyakinan dan perilaku dapat diubah sehingga bisa menjalani kehidupan yang lebih aman dan menyenangkan.

Gejala pertama hoarding disorder sering muncul selama masa remaja hingga dewasa awal. Seiring bertambahnya usia, penderitanya terus mendapatkan dan mempertahankan hal-hal yang mungkin tidak pernah digunakan dan tidak memiliki ruang untuk itu. Pada usia paruh baya, kekacauan bisa menjadi luar biasa karena gejalanya menjadi lebih parah dan semakin sulit diobati.

Gangguan ini secara bertahap berkembang dari waktu ke waktu dan cenderung menjadi perilaku pribadi. Pengidapnya mungkin bisa menghindari keluarga, teman, atau pekerja reparasi di rumah. Sering kali, kekacauan besar telah berkembang pada saat hal itu menarik perhatian orang lain.

Gejala hoarding disorder mungkin termasuk:

1. Mendapatkan dan menyimpan terlalu banyak barang yang mungkin tidak dibutuhkan saat ini dan tidak memiliki ruang untuk itu.

2. Kesulitan yang berkelanjutan membuang atau berpisah dengan barang-barang, terlepas dari nilai sebenarnya.

3. Merasa perlu untuk menyimpan barang-barang ini dan kesal jika memikirkan untuk membuangnya.

4. Saking banyaknya timbunan membuat sulit menggunakan kamar.

5. Berusaha menjadi sempurna dan menghindari atau menunda keputusan.

6. Masalah dengan perencanaan dan pengorganisasian.

Hoarding disorder berbeda dengan mengoleksi. Orang yang memiliki koleksi seperti perangko atau model mobil dengan hati-hati akan mencari barang-barang tertentu, mengaturnya, dan memajang koleksinya. Koleksi bisa besar, tetapi biasanya tidak berantakan. Mereka juga tidak menyebabkan kesusahan dan masalah fungsi yang merupakan bagian dari gangguan ini.

Berikut ini kondisi rumah dr Wayan seperti diunggah akun Tiktok @iiarrsss:

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement