Jumat 05 May 2023 17:00 WIB

Penumpang Pesawat Bertengkar Soal Sandaran Kursi, Anda di Pihak yang Mana?

Seorang penumpang ingin menurunkan sandaran kursinya, sementara yang lain menolak.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Tangkapan layar video penumpang pesawat Delta Air Lines bertengkar soal sandaran kursi.
Foto: Tiktok/@grahamnancarrow
Tangkapan layar video penumpang pesawat Delta Air Lines bertengkar soal sandaran kursi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini, penumpang pesawat Delta Air Lines menjadi viral di media sosial karena terlibat pertengkaran dengan penumpang lain. Pertengkaran ini dipicu oleh penggunaan recliner pada kursi pesawat yang biasanya digunakan untuk memajukan atau memundurkan sandaran kursi.

Dalam video yang beredar, seorang penumpang wanita tampak marah dan berteriak kepada penumpang di belakangnya. Wanita tersebut marah karena penumpang di belakangnya kerap mendorong balik sandaran kursi yang dia duduki.

Baca Juga

"Saya berhak menurunkan sandaran kursi saya," kata penumpang tersebut sebanyak tiga kali kepada penumpang yang duduk di belakangnya, seperti dilansir laman Best Life, baru-baru ini.

Pertengkaran ini terjadi ketika para penumpang sedang bersiap keluar dan turun dari pesawat. Sebagian penumpang tampak memilih diam di tempat masing-masing untuk menyaksikan pertengkaran tersebut.

Berikut ini cuplikan pertengkaran tersebut seperti diunggah akun Tiktok @grahamnancarrow:

 

Video ini mendapatkan respons yang beragam dari warganet. Sebagian warganet membela sang wanita karena penumpang memiliki hak untuk menurunkan sandaran kursi mereka, meski duduk di kelas ekonomi. Namun, ada pula warganet yang menilai kursi di kelas ekonomi sebaiknya tak disertai dengan recliner. Alasannya, menurunkan sandaran kursi dengan jarak antarkursi yang pendek dapat membuat penumpang di belakang merasa tidak nyaman.

"Saya merasa kursi-kursi (pesawat) di kelas ekonomi tak perlu lagi memiliki recliner, (jarak antarkursi) terlalu dekat dan tubuh kita terlalu besar," ujar seorang warganet dengan akun bernama kellykel100 di Instagram.

Boleh atau tidaknya menurunkan sandaran kursi di pesawat sudah lama menjadi perdebatan yang hangat. Pada dasarnya, keberadaan recliner bertujuan untuk membuat penumpang merasa lebih nyaman saat duduk. Namun yang menjadi masalah, ruang untuk kaki yang tersedia untuk penumpang sangat terbatas.

Berkaitan dengan hal ini, CEO Delta Air Lines, Ed Bastian, memberikan sedikit saran agar tak tercipta konflik akibat sandaran kursi di pesawat. Secara pribadi, Bastian mengatakan dirinya tak pernah menurunkan sandaran kursi saat melakukan penerbangan. Namun bila penumpang ingin melakukannya, penumpang tersebut harus memastikan bahwa penumpang di belakangnya tidak keberatan dan merasa nyaman.

"Bila Anda mau menurunkan (sandaran kursi) ke arah orang lain, Anda tanya terlebih dahulu apakah itu tidak apa-apa untuk dilakukan," ujar Bastian.

Demi kenyamanan bersama, ada beberapa etika yang perlu diperhatikan bila ingin menurunkan sandaran kursi saat melakukan penerbangan. Berikut ini adalah lima di antaranya, seperti dilansir TravelAndLeisure:

1. Turunkan sandaran hanya pada saat memerlukannya, bukan sepanjang waktu dan tidak terlalu menjorok ke belakang.

2. Lihat kondisi penumpang di belakang terlebih dahulu. Pastikan penumpang di belakang tidak tidak sedang makan, menaruh air panas, atau menggunakan laptop, dan masih memiliki cukup ruang.

3. Informasikan kepada penumpang di belakang bahwa Anda akan menurunkan sandaran kursi. Selanjutnya, turunkan sandaran kursi secara perlahan dan tidak sepenuhnya.

4. Tegakkan sandaran kursi pada saat jam makan, atau pada saat penumpang di belakang sedang makan atau menggunakan laptop.

5. Hindari konflik. Berikan respons yang tenang bila penumpang di belakang merasa tidak nyaman. Informasikan bahwa Anda memiliki hak untuk menurunkan sandaran kursi. Beri pemahaman bahwa Anda hanya sedikit menurunkan sandaran kursi dan untuk sementara waktu, bukan selama penerbangan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement