Kamis 04 May 2023 23:38 WIB

Nigeria Catat 20 Kasus Baru Demam Lassa, Dua Pasien Dinyatakan Meninggal

Demam Lassa disebabkan oleh kotoran hewan pengerat.

Suhu tinggi pada pasien demam (ilustrasi). Nigeria mencatat sedikitnya 20 kasus baru demam Lassa dan dua kematian akibat penyakit itu.
Foto: www.pxhere.com
Suhu tinggi pada pasien demam (ilustrasi). Nigeria mencatat sedikitnya 20 kasus baru demam Lassa dan dua kematian akibat penyakit itu.

REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Nigeria mencatat sedikitnya 20 kasus baru demam Lassa dan dua kematian akibat penyakit itu. Angka tersebut diperoleh dari Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) negara tersebut.

Berdasarkan data terkini NCDC pada Rabu (3/4/2023), total 206 kasus suspek demam Lassa dilaporkan di 14 daerah di Nigeria. Jumlah kasus baru terkonfirmasi itu bertambah menjadi 20 kasus pekan ini dari sembilan kasus pekan lalu, yang mengindikasikan adanya lonjakan tajam dalam penyebaran demam Lassa, katanya.

Baca Juga

Menurut NCDC, lima negara bagian Nigeria yang melaporkan kasus baru demam Lassa yakni Ondo, Edo, Bauchi, Gombe, dan Taraba. Para pakar menyebutkan, demam Lassa yang biasanya disebabkan oleh kotoran hewan pengerat menyebabkan demam berdarah akut yang dapat berlangsung selama satu hingga empat pekan dan dapat ditularkan melalui kontak dengan si penderita.

Pejabat kesehatan masyarakat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dr Bala Hassan mengatakan kepada Anadolu bahwa demam Lassa dapat menyebabkan kematian. Demam Lassa, kata Hasan, menjadi endemi di sebagian besar negara Afrika Barat, terutama di Nigeria, Liberia, Mali, Guinea, Ghana, dan Sierra Leone.

Hasan mengatakan, sebagai antisipasi WHO telah melatih 205 relawan komunitas untuk menyadarkan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di wilayah timur laut Nigeria yang tidak stabil, yang merupakan tempat pertama kali demam Lassa terdeteksi pada 1969. Jumlah kasus baru pekan ini menambah total kasus terkonfirmasi demam Lassa di Nigeria menjadi 897 kasus, dengan 154 kematian selama periode Januari hingga 3 Mei.

 

sumber : Antara/Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement