Jumat 21 Apr 2023 13:04 WIB

Algoritma Tiktok Dianggap 'Promosikan' Bunuh Diri, Warga Beri Contoh Kasus Chase Nasca

Mantan karyawan Tiktok mengeklaim dibungkam tiap menanyakan soal algoritma Tiktok.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Logo aplikasi Tiktok (ilustrasi). Tiktok mendapat kecaman karena algoritmanya dianggap mempromosikan bunuh diri.
Foto: EPA-EFE/Bo Amstrup
Logo aplikasi Tiktok (ilustrasi). Tiktok mendapat kecaman karena algoritmanya dianggap mempromosikan bunuh diri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiktok dikecam karena algoritmanya dituding membombardir pengguna remaja dengan konten negatif terkait bunuh diri, kecemasan, dan depresi. Kekhawatiran para kritikus dituangkan dalam laporan yang terbit pada Kamis (20/4/2023).

Dikutip dari laman New York Post, Jumat (21/4/2023), laporan Bloomberg Businessweek itu merinci beberapa contoh kasus yang dikaitkan dengan rentetan konten yang meresahkan di feed "For You". Salah satu adalah kasus Chase Nasca yang berusia 16 tahun dari Long Island, Amerika Serikat, yang meninggal karena bunuh diri.

Baca Juga

Pada tahun lalu, Nasca diduga mengakhiri hidupnya setelah terpapar video Tiktok yang mempromosikan bunuh diri. Akun Tiktok Nasca masih aktif, dan feed "For You" miliknya masih menampilkan aliran klip tanpa akhir tentang cinta tak berbalas, keputusasaan, rasa sakit, dan bunuh diri sebagai bentuk pelarian.

Menurut laporan tersebut, ada sebuah video yang muncul di feed Nasca pada Februari 2023 dengan caption "Singkirkan rasa sakitnya. Kematian adalah anugerah". Video itu muncul hanya beberapa hari sebelum peringatan satu tahun kematian Nasca.

Hingga April, video terkait bunuh diri dan depresi masih muncul di halaman akun Nasca. "Saya tidak mengerti mengapa mereka terus mengiriminya konten-konten ini," kata ibunda dari Nasca, Michelle. Orang tua Nasca saat ini menggugat Tiktok, menuduh putra mereka ditarget hingga kewalahan, dan secara aktif "didorong" untuk bunuh diri.

Pusat Hukum Korban Media Sosial, firma yang mewakili keluarga Nasca dalam kasus tersebut, dilaporkan telah mengajukan lebih dari 65 kasus yang menyatakan bahwa Tiktok dan aplikasi media sosial lainnya berkontribusi pada berbagai efek berbahaya. Beberapa di antaranya termasuk kurang tidur, gangguan makan, dan bunuh diri.

"Anak-anak kami terancam. Mereka mengembangkan ketergantungan berbahaya pada produk ini, dan mereka mengalami tingkat depresi, kecemasan, dan bunuh diri yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar pengacara Laura Marquez-Garrett.

Sementara itu, lebih dari selusin mantan karyawan di tim kepercayaan dan keamanan Tiktok mengatakan bahwa eksekutif ByteDance masih memegang kunci algoritma rekomendasi aplikasi. Para mantan karyawan hanya punya sedikit kendali dan pemahaman tentang algoritma itu.

Mereka mengaku kerap dibungkam ketika menanyakan detail tentang cara kerjanya. Beberapa orang memilih berhenti setelah permintaan untuk mendapat informasi lebih lanjut tak dikabulkan.

Laporan Bloomberg memberikan beberapa contoh lain dari pengguna yang masuk ke Tiktok untuk mencari konten yang menyenangkan dan positif. Sebaliknya, menurut laporan itu, mereka justru menerima video yang mengganggu atau berbahaya yang menyebabkan gangguan makan atau konsekuensi negatif lainnya.

Saat dimintai komentar, Tiktok mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengomentari litigasi yang tertunda. Namun, juru bicara TikTok Jamie Favazza mengatakan perusahaan berkomitmen untuk memastikan keamanan penggunanya.

"Hati kami hancur untuk setiap keluarga yang mengalami kehilangan yang tragis. Kami berusaha untuk memberikan pengalaman yang positif dan memperkaya dan akan melanjutkan investasi signifikan kami dalam menjaga platform kami," ujar Favazza.

Perusahaan teknologi tersebut juga mengatakan kepada Bloomberg bahwa mereka memperlakukan kekhawatiran mantan karyawannya dengan serius. Tim kepercayaan dan keamanan Tiktok diklaim akan terus bekerja sama dengan para insinyurnya.

Untuk meredakan kekhawatiran para kritikus dan pembuat undang-undang, termasuk pengawasan algoritma, TikTok mengalihkan semua data pengguna AS ke server yang dikelola oleh raksasa teknologi Oracle. Saat ini, pengguna Tiktok di AS sudah mencapai lebih dari 150 juta pengguna.

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement