REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan sebuah laporan, wabah flu burung pada unggas telah menyebabkan kematian serta pemusnahan puluhan ribu burung domestik dan liar di Montana, Amerika Serikat (AS). Selain itu, flu burung juga telah menginfeksi sedikitnya puluhan mamalia.
Sejak akhir Maret, seekor beruang hitam, dua beruang grizzly, rubah merah, dua rakun, dan enam sigung telah diuji "non-negatif" untuk virus flu burung oleh Montana Fish Wildlife and Parks dan Veterinary Diagnostic Lab negara bagian, menurut Bozeman Daily Chronicle. Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium nasional di Iowa untuk dipastikan positif.
Dilansir Fox News, Ahad (16/4/2023), para ahli meyakini mamalia itu terinfeksi setelah memakan unggas yang mati terkena flu burung. Tidak ada bukti penyebaran flu burung dari mamalia ke mamalia.
Ini terjadi ketika Cina melaporkan kematian manusia pertama yang diketahui dari subtipe flu burung H3N8. Hewan yang diuji secara setelah mati di Montana memiliki strain H5N1.
Beberapa orang lain yang bekerja berdekatan dengan unggas yang terinfeksi telah terinfeksi virus tersebut. Tetapi semuanya telah pulih.
Sementara itu, hewan di negara bagian lain telah dites positif terkena virus saat wabah memasuki tahun kedua, termasuk singa gunung di California, berang-berang sungai di Wisconsin, dan kucing hutan di Colorado, menurut United States Department of Agriculture (USDA). Chronicle menyebutkan seekor anjing di Kanada juga terinfeksi dan mati.
Sebelumnya, kasus pertama pada kawanan unggas di Montana terjadi April lalu. Wabah tersebut telah membunuh 58 juta burung sejauh ini di seluruh negeri. Pejabat Montana mulai menguji hewan yang diperkirakan mengidap rabies musim gugur lalu setelah mendengar infeksi burung pada mamalia di negara bagian lain.