Kamis 13 Apr 2023 05:28 WIB

Dokter: Sampai Saat Ini Penyebab Pasti Autisme Belum Ditemukan

Salah satu faktor penyebab autisme adalah genetik.

Tanda autisme pada balita. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Tanda autisme pada balita. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Jiwa dr Fransiska Kaligis, SpKJ(K), mengatakan, sampai saat ini belum ditemukan penyebab pasti gangguan spektrum autisme pada seseorang. "Sampai saat ini belum ditemukan penyebab pasti gangguan spektrum autisme pada seseorang," kata Fransiska dalam diskusi mengenai cara mengenali gangguan autisme pada seseorang yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Fransiska mengatakan, penyebab terjadinya gangguan spektrum autisme pada seseorang bisa diakibatkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor genetik (keturunan). Meski demikian, faktor genetik bukanlah penyebab pasti terjadinya gangguan spektrum autisme.

Baca Juga

Gangguan spektrum autisme adalah gangguan perkembangan pervasif (mendalam) yang memiliki karakteristik berupa kesulitan dalam komunikasi sosial dengan perilaku, minat, aktivitas yang terbatas, dan pola yang repetitif (berulang). Gangguan ini memiliki gejala seperti gerakan tangan yang diulang-ulang tanpa tujuan tertentu, memakai objek tanpa tujuan tertentu, dan cara bicara diulang-ulang tanpa ada makna tertentu.

"Anak-anak seperti ini juga memiliki pola perilaku tertentu seperti harus selalu bersama benda tertentu sebelum belajar atau ada ritual tertentu sebelum belajar yang keduanya tidak ada hubungannya sama sekali dengan kegiatan belajarnya," kata dokter yang praktek di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Dia mengatakan, perilaku tersebut akan membuat anak dengan gangguan spektrum autis menjadi sulit beradaptasi dengan lingkungan baru. Biasanya anak akan mengalami tantrum jika dipaksakan dalam kondisi seperti ini, maka orang tua yang menemukan kasus ini pada anaknya agar segera berkonsultasi dengan dokter maupun psikolog, tambah dia.

"Prinsipnya adalah semakin cepat dideteksi maka semakin baik. Sesegera mungkin setelah mencurigai anak memiliki gejala tersebut dan perkembangan lebih lambat dibandingkan anak seusianya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement