Selasa 04 Apr 2023 13:53 WIB

Perilaku Seseorang dengan Pakaiannya Bisa Mengarah ke Gejala Autisme

1 dari 3 anak perempuan menyadari mereka autis karena keterikatan pada pakaian.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan memilih pakaian (Ilustrasi). Bagi orang dengan autisme, pakaian dapat memuluskan hari atau malah membuatnya berantakan.
Foto: www.freepik.com
Perempuan memilih pakaian (Ilustrasi). Bagi orang dengan autisme, pakaian dapat memuluskan hari atau malah membuatnya berantakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perilaku tertentu yang ditunjukkan seseorang terkait dengan pakaiannya bisa mengarah pada autisme. Penelitian baru dari Vanish yang bermitra dengan badan amal Ambitious about Autism menemukan bahwa satu dari tiga anak perempuan menyadari bahwa mereka autis karena keterikatan pada pakaian.

TV personality, model dan penulis, Christine McGuinness, yang didiagnosis menderita autisme pada 2021 dalam usia 33 tahun mengungkapkan bagaimana hoodie abu-abunya memberikan dukungan. McGuiness mengatakan setiap orang dengan autisme itu unik dan kebanyakan dari penyandangnya menganggap perubahan adalah masalah besar.

Baca Juga

Pakaian dapat memuluskan hari atau malah membuatnya berantakan bagi beberapa orang dengan autisme. Sebab, orang mengandalkannya untuk konsistensi dan keakraban.

"Saya memiliki hoodie abu-abu yang sangat penting bagi saya karena cara lengannya menutupi tangan saya menghibur saya, dan karena hoodie ini memiliki tudung dalam yang sempurna untuk disembunyikan diri saat terlalu berisik saat bepergian," ujarnya, seperti dilansir laman Express, Selasa (4/4/2023).

Dokter Laura Hull, seorang ahli autisme dari University of Bristol di Inggris, mengatakan perilaku tertentu seputar pakaian memang bisa menjadi tanda autisme. Berikut penjelasannya:

1. Keterikatan pada pakaian

Mirip dengan McGuiness, beberapa orang dengan autisme mungkin beralih ke pakaian tertentu untuk mendapatkan dukungan dan kenyamanan. Menurut dr Hull, mereka memiliki preferensi yang kuat untuk keakraban dan rutinitas sehingga mungkin ingin mengenakan pakaian yang sama setiap hari.

2. Kesulitan beradaptasi dengan pakaian baru

Dari pakaian formal yang dikenakan pada acara-acara khusus hingga hari-hari yang tidak berseragam di sekolah, mengenakan pakaian yang tidak biasa dapat menimbulkan kesukaran atau perasaan negatif bagi sebagian orang dengan autisme. Mengenakan pakaian yang familier benar-benar dapat memengaruhi suasana hati orang dengan autisme, menurut dr Hull.

Pakaian bukan hanya barang, tapi juga penyelamat bagi kehidupan sehari-hari banyak orang. Itu membantu mereka merasa nyaman dan aman.

3.Sensitivitas terhadap bahan tertentu dan cocok

Tanda terkait pakaian terakhir yang dapat menunjukkan autisme adalah kepekaan terhadap bahan tertentu atau kecocokan terhadap pakaian tertentu.

"Jika anak-anak atau orang dewasa sangat sensitif terhadap item pakaian tertentu, atau merasa tidak nyaman (misalnya, melepas kaus kaki atau pakaian, atau lebih memilih bahan yang lembut dan mulus seperti bulu dan jersey), ini bisa menjadi tanda bahwa mereka memiliki beberapa sensitivitas sensorik yang terkait dengan autisme," jelas dr Hull.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement