REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Autisme bukanlah penyakit. Autisme merupakan kondisi di mana otak Anda bekerja dengan cara berbeda dari orang lain.
Menjadi autis tidak menghentikan siapapun untuk menikmati kehidupan yang layak. Seperti semua orang, penyandang autis memiliki hal-hal yang mereka kuasai dan juga hal-hal yang mereka perjuangkan.
Orang dengan gangguan spektrum autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD) sering memiliki masalah dengan interaksi dan komunikasi sosial. Mereka juga dapat menunjukkan perilaku atau minat yang terbatas, berulang-ulang, atau menunjukkan cara belajar, bergerak, atau memperhatikan yang berbeda.
Penyebab pasti ASD tidak sepenuhnya dipahami, tetapi para peneliti sedang menyelidiki apakah faktor risiko tertentu yang dapat meningkatkan peluang Anda dilahirkan dengan autisme. Autisme juga tidak disebabkan oleh pengasuhan yang buruk, vaksin semisal vaksin MMR, diet tertentu, atau bahkan infeksi.
Seperti dilansir Mirror, Senin (13/2/2023), individu dengan ASD mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan percakapan. Mungkin juga memiliki cara berbeda dalam menggerakkan tubuh, belajar, atau memperhatikan dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami gangguan tersebut.
Seseorang dengan autisme dapat menunjukkan berbagai macam kemampuan fisik dan mental. Oleh karena itu autisme disebut sebagai gangguan spektrum.
Seseorang dengan ASD bisa kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau mereka mungkin jarang berbicara. Mereka juga mungkin harus bekerja dan menjalani aktivitas dengan bantuan.
Karena tidak ada obat untuk ASD, berbagai perawatan yang tersedia sekarang hanya ditujukan untuk mengurangi gejala yang mengganggu fungsi dan kualitas hidup sehari-hari. Autisme memengaruhi setiap anak secara berbeda. Jadi sangat penting rencana perawatan mereka disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka.
ASD biasanya dimulai sebelum usia tiga tahun. Namun beberapa anak dapat menunjukkan tanda-tanda sebelum ulang tahun pertama mereka. Ciri-ciri yang terlihat dapat sangat bervariasi di antara balita, dan tidak semua anak akan menunjukkan gejala yang sama.
Karena itu, biasanya ada perbedaan yang cukup mencolok dalam cara anak-anak dengan ASD berkomunikasi, bersosialisasi, dan berperilaku. Dalam banyak kasus, perilaku seperti itu sering kali tampak tidak biasa atau mengganggu orang lain.
Contoh tanda-tanda autisme khususnya pada balita di antaranya tidak tersenyum kembali ketika Anda tersenyum pada mereka; menghindari kontak mata; tidak merespons ketika dipanggil namanya; gerakan berulang (mengepakkan tangan, berputar, bergoyang, dan lainnya); kemampuan bahasa yang tertunda; serta tampak terlalu sensitif terhadap suara, bau, visual, atau tekstur tertentu. Tanda lainnya adalah tidak menunjukkan tanda-tanda kebahagiaan saat bermain atau berinteraksi dengan orang lain, bahkan dengan orang tua/pengasuh/saudara; mengulang-ulang frasa yang sama; hiperaktif, impulsif, atau kurang perhatian.
Lantas bagaimana cara memeriksa autisme? Cara pertama untuk memeriksa tanda-tanda autisme adalah dengan memantau perilaku anak dengan cermat. Berikan perhatian khusus pada cara mereka berinteraksi dengan orang lain.
Mungkin juga bermanfaat untuk menyimpan catatan perilaku yang tidak biasa atau mengganggu untuk memantau polanya. Jika perkembangan anak tidak sesuai pedoman, atau anak berulang kali menunjukkan tanda-tanda di autis, maka itu bisa jadi gangguan spektrum autisme.
Ada banyak bukti yang menunjukkan intervensi dini untuk ASD dapat membuat perbedaan besar dalam perkembangan anak. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang cara berbicara, bertindak, belajar, atau bermain sang buah hati, segeralah berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan terdekat.