Senin 03 Apr 2023 11:17 WIB

Studi: Orang yang Alami Trauma Masa Kecil Bisa Tumbuh Jadi Pemarah

Orang dengan kecemasan atau deprasi sering kali alami pengabaian emosional masa kecil

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sebuah studi yang dipresentasikan di Kongres Psikiatri Eropa di Paris menemukan bahwa orang yang memiliki masa kecil traumatis sering kali tumbuh menjadi orang dewasa yang pemarah. Menariknya, semakin parah trauma yang dialami, semakin pemarah pula orang dewasa tersebut.
Foto: www.freepik.com
Sebuah studi yang dipresentasikan di Kongres Psikiatri Eropa di Paris menemukan bahwa orang yang memiliki masa kecil traumatis sering kali tumbuh menjadi orang dewasa yang pemarah. Menariknya, semakin parah trauma yang dialami, semakin pemarah pula orang dewasa tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang dipresentasikan di Kongres Psikiatri Eropa di Paris menemukan bahwa orang yang memiliki masa kecil traumatis sering kali tumbuh menjadi orang dewasa yang pemarah. Menariknya, semakin parah trauma yang dialami, semakin pemarah pula orang dewasa tersebut. 

Penelitian on-going Netherlands Study of Depression and Anxiety tersebut, dibuat untuk melihat perkembangan depresi dan gangguan kecemasan selama beberapa tahun. Dimulai pada 2004, penelitian ini melibatkan 2.276 partisipan berusia antara 18 dan 65 tahun dan mulai menanyai mereka tentang masa kecil mereka. 

Dengan melakukan penelitian selama beberapa tahun, peneliti dapat mengetahui apakah ada riwayat trauma masa kecil, seperti kehilangan orang tua, perceraian orang tua, atau ditempatkan di tempat penitipan anak. Mereka juga bertanya kepada para peserta tentang pengabaian, dan pelecehan emosional, fisik, dan seksual.

Selain itu, para peserta juga kemudian diperiksa untuk berbagai gejala kejiwaan yang berkaitan dengan depresi dan kecemasan, termasuk kecenderungan mereka untuk marah dan bagaimana hal ini terwujud.

 

Peneliti utama, Nienke De Bles dari Leiden University Belanda, mengatakan bahwa tidak banyak penelitian tentang kemarahan secara umum. Netherlands Study of Depression and Anxiety adalah penelitian mapan yang telah menghasilkan data ilmiah yang menjanjikan.

"Kami sekarang telah menemukan bahwa ada hubungan antara trauma masa kecil dan orang dewasa yang pemarah," kata De Bles seperti dilansir dari Hindustan Times, Senin (3/4/2023).

Peneliti menemukan bahwa orang yang cemas atau depresi dengan riwayat pengabaian emosional, pelecehan fisik atau psikologis, memiliki kemungkinan 1,3 hingga 2 kali lebih besar untuk memiliki masalah kemarahan. Peneliti juga menemukan bahwa semakin traumatis pengalaman masa kecil, semakin besar kecenderungan terhadap kemarahan orang dewasa. 

"Kami tidak dapat secara pasti mengatakan bahwa trauma menyebabkan kemarahan, tetapi hubungannya jelas," kata De Bles.

De Bles juga menemukan bahwa anak-anak yang mengalami pengabaian emosional memiliki kecenderungan untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang mudah tersinggung atau mudah marah, sedangkan mereka yang mengalami pelecehan fisik memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan serangan kemarahan atau ciri-ciri kepribadian antisosial. 

Menurut De Bles, menjadi individu yang mudah marah dapat memiliki beberapa konsekuensi. Hal ini dapat membuat interaksi pribadi menjadi lebih sulit, dan dapat berakibat pada kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang. 

"Namun, orang yang mudah marah juga memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menghentikan pengobatan psikiatri, sehingga kemarahan ini dapat berarti mengurangi peluang mereka untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik," jelas de Bles.

Peneliti percaya bahwa seharusnya menjadi praktik standar untuk menanyakan penderita depresi dan kecemasan tentang kemarahan dan trauma masa lalu, bahkan jika pasien tidak menunjukkan kemarahan saat ini. Perawatan psikiatri untuk trauma masa lalu mungkin berbeda dengan perawatan untuk depresi saat ini, sehingga psikiater perlu mencoba memahami penyebabnya sehingga mereka dapat menawarkan perawatan yang tepat untuk setiap pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement