Rabu 15 Mar 2023 03:04 WIB

Bakteri Penyebab Bau Mulut Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Bakteri penyebab bau mulut dapat tingkatkan risiko peradangan pada jantung.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Menyikat gigi (ilustrasi). Bakteri yang menyebabkan penyakit gusi dan bau mulut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bau mulut merupakan salah satu masalah kesehatan yang kerap dianggap sepele. Namun, sebuah studi terbaru dari Swiss menemukan bahwa bakteri yang menyebabkan penyakit gusi dan bau mulut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Hal ini dikarenakan kuman yang dikenal sebagai F nucleatum itu dapat meningkatkan peradangan pada jantung.  Penelitian yang diterbitkan di eLife melacak kesehatan jantung lebih dari 3.000 orang selama 12 tahun, dan menguji darah mereka untuk mengetahui adanya antibodi.

Baca Juga

Tim menemukan bahwa orang-orang yang memiliki antibodi F. nucleatum dalam darah mereka memiliki risiko serangan jantung dan stroke yang cukup tinggi. Antibodi itu menunjukkan bahwa mereka pernah mengalami penyakit gusi selama hidup.

"Penelitian ini menambah bukti bahwa peradangan yang dipicu oleh infeksi dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit jantung koroner dan meningkatkan risiko serangan jantung," kata Profesor Jacques Fellay dari School of Life Sciences, Swiss.

Penyakit jantung adalah istilah umum untuk kondisi yang memengaruhi jantung atau pembuluh darah yang menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukkan tren peningkatan penyakit jantung yaitu 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.

Di sisi lain, tekanan darah tinggi dan kolesterol, merokok, diabetes, serta kelebihan berat badan, menjadi faktor-faktor yang juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Lantas, apa solusinya?

Dilansir dari The Sun, Rabu (15/3/2023), berikut empat hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung.

1. Pola makan sehat

Pusatkan rencana makan Anda mencakup sayuran, buah-buahan, biji-bijian, polong-polongan, kacang-kacangan, protein nabati, protein hewani tanpa lemak, dan ikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement