REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan erythritol disinyalir bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan strok. Hal itu terungkap lewat penelitian yang telah diterbitkan di jurnal Nature Medicine.
Erythritol adalah pengganti gula yang biasa ditemukan di beberapa minuman diet dan makanan ringan berlabel rendah kalori. Pemanis itu terbuat dari jagung yang difermentasi dan sebagian besar diserap ke dalam aliran darah saat dikonsumsi.
Dalam studi, para peneliti dari Cleveland Clinic memeriksa kadar erythritol dalam darah pada lebih dari 4.000 orang di Amerika Serikat dan Eropa. Tim menemukan bahwa orang yang memiliki kadar erythritol relatif tinggi dalam darah berisiko tinggi terhadap serangan jantung atau strok.
Kondisi itu perlu diwaspadai sebab pemanis buatan tersebut juga digunakan dalam sebagian produk bebas gula yang direkomendasikan untuk orang yang mengidap diabetes atau obesitas. Penting untuk mempertimbangkan risiko kardiovaskular yang bisa timbul.
"Penyakit kardiovaskular terbentuk dari waktu ke waktu, dan penyakit jantung adalah penyebab utama kematian secara global. Kita perlu memastikan makanan yang kita makan tidak menjadi kontributor tersembunyi," ungkap penulis senior studi, Stanley Hazen, dikutip dari laman Insider, Rabu (1/3/2023).
Sekitar 70 persen erythritol bersifat semanis gula, dan mengandung sekitar enam persen kalori yang ditemukan dalam jumlah gula yang sama. Secara teknis, itu adalah alkohol gula, ditemukan secara alami di beberapa buah dan diproduksi dengan memfermentasi jagung dengan ragi.