Selasa 07 Mar 2023 12:15 WIB

Konsumsi Plasenta Bayi Kembali Ngetren, Apa Bahayanya?

Para ibu di AS meminum plasentanya dalam bentuk kapsul setelah bayinya lahir.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Perawat menggendong bayi yang baru lahir (ilustrasi). Di Amerika Serikat, tren mengonsumsi dan mengawetkan plasenta kembali marak.
Foto:

Dr Sterling yang merupakan pendiri parenting resource Sterling Parents mengatakan ada beberapa keadaan di mana dokter kandungan atau dokter anak mungkin ingin plasenta dan tali pusar diperiksa oleh ahli patologi atau dokter spesialis pemeriksaan jaringan untuk membantu menegakkan diagnosis medis. Dalam kasus ini, seluruh plasenta dan tali pusar harus dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.

"Orang tua harus berbicara dengan pihak laboratorium untuk menentukan apakah sepotong talinya dapat dikembalikan atau tidak setelah pemeriksaan dan pengujian selesai," papar dia.

Ibu asal Pennsylvania, Amerika Serikat, Breanna Powderly (29), tidak ingin plasenta bayinya "diawetkan". Dia justru bersyukur plasentanya berada di tempat yang aman.

Powderly memutuskan untuk menguburkan plasentanya di halaman belakang ketika putrinya berusia satu tahun. Dia mengaku menguburkannya di bawah semak mawar yang ditanamnya sebagai penghargaan untuk nama tengah putrinya.

"Menguburnya di hari ulang tahunnya yang pertama terasa sangat sakral karena talinya adalah tambatan yang menyatukan kami saat dia berada di dalam rahimku," ujar Powderly.

Bagi Powderly, hal itu menjadi cara yang sangat istimewa untuk menghormati hubungannya dengan sang anak dan menamatkan hubungan keduanya sebagai ibu dan janin. Karena ketika lahir, anak akan bertumbuh dan berkembang.

Dr Sterling menegaskan bahwa plasenta yang telah "diawetkan" dan dijadikan kenang-kenangan seperti aksesori sebetulnya juga ada manfaatnya. Benda itu dapat menghibur para ibu yang anaknya sudah meninggal saat dilahirkan atau setelah kelahiran.

"Meskipun kami perlu memeriksa plasenta dan tali pusar dalam kasus ini, kami juga mencoba bekerja sama dengan departemen patologi untuk mengakomodasi permintaan kenang-kenangan. Kami tahu betapa pentingnya plasenta itu bagi keluarga yang kehilangan bayi mereka," papar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement