Senin 27 Feb 2023 05:00 WIB

Berhenti Menyeruput Minuman Berkafein Malah Bikin Sakit Kepala dan Mual, Harus Bagaimana?

Sebagian orang merasakan gejala putus kafein saat berhenti minum kopi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Orang memegang secangkir kopi. Gejala putus kafein akan berbeda pada setiap orang.
Foto:

5. Lekas marah

Kafein meningkatkan jumlah reseptor untuk dopamin, zat kimia perasaan senang yang memicu kepuasan dan kesenangan di otak. Saat berhenti mengonsumsi kafein atau menurunkan asupan, Anda mungkin merasa kurang termotivasi secara umum.

Cara terbaik untuk mengurangi risiko menjadi lekas marah ialah dengan mengurangi asupan kafein secara bertahap daripada berhenti secara total. Misalnya, jika Anda minum satu cangkir dua kali sehari, coba kurangi menjadi 1/2 cangkir dua kali sehari.

6. Penurun mood

Kafein juga dapat meningkatkan suasana hati berkat hubungannya dengan dopamin. Itu artinya, berhenti menyeruput minuman berkafein dapat memengaruhi mood.

Anda bisa berbicara dengan dokter jika mengalami depresi yang berlanjut atau secara negatif mengganggu kehidupan sehari-hari. Anda juga bisa menjaga pola makan seimbang, bersosialisasi dengan teman dan keluarga yang mendukung, dan mengikuti jadwal tidur.

7. Tangan gemetar

Tremor atau gemetar tak terkendali yang biasanya terjadi di tangan adalah gejala lain dari putus kafein. Meskipun penyebab tremor tidak jelas, diketahui bahwa kafein merangsang sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).

Tremor disebabkan oleh masalah di bagian otak yang bertanggung jawab untuk bergerak. Getaran ini akan hilang begitu tubuh menyesuaikan diri dengan kekurangan kafein. Anda juga bisa mengatasinya dengan mengelola stres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement