Selasa 21 Feb 2023 12:34 WIB

Difteri Bisa Mematikan, Kenali Penyebab, Gejala, dan Faktor Risikonya

Orang yang terinfeksi difteri bisa tidak menunjukkan gejala selama masa inkubasi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Difteri Tetanus (DT) saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Tahap Dua di SD Masjid Syuhada, Yogyakarta, Jumat (16/12/2022). Difteri telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) di Garut, Jawa Barat.
Foto:

Apa saja faktor risiko difteri?

Anak-anak dan orang dewasa yang tidak memiliki vaksinasi terkini berisiko terkena difteri. Faktor risiko lainnya adalah tinggal dalam kondisi yang padat atau tidak sehat, bepergian ke daerah di mana infeksi difteri lebih sering terjadi, keadaan imunokompromis, dan berbagi peralatan makan dengan orang yang menderita difteri.

Bagaimana cara penularan difteri?

Bakteri difteri menyebar dari orang ke orang, biasanya melalui tetesan pernapasan, dari batuk atau bersin. Orang juga bisa sakit karena menyentuh lesi kulit yang terinfeksi seperti luka terbuka atau borok, dan bersentuhan dengan pakaian dan benda yang terkontaminasi. Tidak ada reservoir signifikan untuk corynebacterium diphtheria (C. diphtheria) selain manusia yang telah diidentifikasi.

Penyakit ini dapat melibatkan hampir semua selaput lendir, namun sistem pernapasan sangat terpengaruh. Sebab, bakteri biasanya menyebar melalui percikan liur setelah orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Orang terdekat dapat menghirup C. diphtheria yang kemudian akan menempel pada lapisan sistem pernapasan. Selaput lendir lain yang dapat terinfeksi difteri antara lain konjungtiva mata, jaringan vagina, dan liang telinga luar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement