REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riwayat infeksi Covid-19 dapat memberikan perlindungan yang setara dengan pemberian dua dosis vaksin mRNA. Perlindungan ini berkaitan dengan risiko terjadinya sakit berat bila terkena Covid-19.
Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet. Bila dibandingkan dengan orang yang tak pernah terinfeksi, orang dengan riwayat infeksi Covid-19 memiliki risiko 88 persen lebih rendah terhadap perawatan di rumah sakit hingga kematian akibat Covid-19. Penurunan risiko ini berlangsung selama 10 bulan setelah terinfeksi.
Menurut tim peneliti, tingkat perlindungan tersebut setara dengan tingkat perlindungan yang diberikan oleh dua dosis vaksin mRNA. Tim peneliti mengungkapkan bahwa penurunan risiko ini berkaitan dengan paparan infeksi varian orisinal, Alpha, Delta, serta varian-varian Omicron.
Namun, tim peneliti mengungkapkan bahwa perlindungan yang terbentuk dari riwayat infeksi tampak tak begitu optimal bila dihadapkan dengan subvarian Omicron BA.1. Riwayat infeksi tampak hanya memberikan perlindungan sekitar 36 persen dalam waktu 10 bulan setelah infeksi subvarian Omicron BA.1.
Penelitian terbaru ini dilakukan oleh tim peneliti dari Health Metrics and Evaluation di University of Washington. Melalui penelitian ini, tim peneliti menganalisis 65 studi yang berasal dari 19 negara. Studi ini tak melibatkan data mengenai infeksi Omicron XBB dan sub lineage-nya.
Selama studi berlangsung, tim peneliti hanya melibatkan partisipan yang memiliki riwayat infeksi atau pernah mendapatkan vaksinasi. Tim peneliti tak melibatkan partisipan yang memiliki imunitas hibrida dari riwayat infeksi dan vaksinasi.
Tim peneliti menekankan bahwa temuan terbaru ini bukan berarti menganjurkan masyarakat untuk mengabaikan vaksinasi dan sengaja membuat diri sendiri terkena Covid-19 agar mendapatkan imunitas. Bagaimana pun, infeksi Covid-19 dapat membawa beragam risiko bagi kesehatan, termasuk risiko jangka panjang melalui long Covid.
Di sisi lain, pemberian vaksin dapat memungkinkan masyarakat untuk memperoleh imunitas secara lebih aman. Oleh karena itu, vaksinasi dan pemberian booster lebih direkomendasikan.
"Mengapa Anda harus mengambil risiko bila Anda bisa mendapatkan imunitas dari vaksinasi secara aman?," ujar Direktur IHME Christopher Murray MD DPhil, seperti dilansir WebMD.
Tim peneliti mengungkapkan bahwa temuan terbaru ini dapat membantu masyarakat untuk mencari tahu waktu yang paling efektif untuk mendapatkan vaksinasi atau booster. Penelitian ini merupakan meta analisis terbesar mengenai imunitas dan Covid-19.