Sabtu 04 Feb 2023 05:00 WIB

Jidat Berkerut Jadi Tanda Penyakit Apa?

Posisi kerutan di wajah dapat menggambarkan risiko penyakit tertentu.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Lansia (Ilustrasi). Keriput parah di dahi dapat mencerminkan risiko seseorang untuk terkena penyakit jantung.
Foto:

Kerutan di dahi

Temuan tersebut harus ditelaah dengan hati-hati karena penelitian yang mengonfirmasi hubungan antara kerutan dahi dan penyakit kardiovaskular masih langka. Bukti anekdotal menunjukkan bahwa memiliki dahi yang berkerut merupakan cerminan dari faktor gaya hidup, seperti pola makan yang tidak sehat dan strok, yang berkontribusi terhadap risiko kardiovaskular lebih tinggi.

Terlebih lagi, penelitian lain telah menemukan hubungan potensial antara kerutan wajah dan adanya tekanan darah tinggi. Pada 2020, penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Publik Iran menilai apakah ada korelasi antara tekanan darah dan kesehatan kulit pada pelajar Korea. Studi itu menemukan bahwa kerutan terbukti memiliki korelasi yang signifikan dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.

"Kesimpulannya, pori-pori dan kerutan berkorelasi positif dengan tekanan darah. Penelitian di masa depan diperlukan untuk meneliti efek tekanan darah pada pori-pori dan kerutan," kata para peneliti.

Temuan ini memperkuat penelitian pada 2013 oleh para ilmuwan di Belanda, yang menemukan korelasi serupa antara risiko penyakit kardiovaskular seseorang dan usia. Peserta dalam kelompok dengan risiko penyakit kardiovaskular terendah ditemukan terlihat dua tahun lebih tua daripada kelompok lain, berdasarkan foto wajah mereka.

Para ilmuwan mencatat pada saat itu bahwa mereka menemukan ciri tekanan darah tinggi di wajah bukanlah kerutan, tetapi kendur. Menurut peneliti, hal yang menarik adalah penelitian lebih lanjut akan memungkinkan penentuan yang tepat dari fitur di wajah yang menandakan tekanan darah seseorang.

Meskipun risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi meningkat secara substansial seiring bertambahnya usia seseorang, ada banyak yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko ini. Mengidentifikasi gejala klinis yang terkait dengan setiap penyakit sepertinya merupakan langkah yang diperlukan untuk mengatasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement