Di sisi lain, penulis penelitian mengakui wacana soal telur bisa menjadi kontroversial. Telur tetap menjadi salah satu makanan paling "kontroversial" karena asam lemak jenuhnya (3 g/100 g) dan kandungan kolesterol (370mg/100g) bersama dengan komposisinya yang kaya akan protein berkualitas tinggi, zat besi, vitamin yang larut dalam lemak, mineral, dan karotenoid.
Peneliti mengingatkan agar konsumsi telur diimbangi dengan diet sehat untuk mendapatkan manfaatnya. Meskipun penelitian menunjukkan telur bisa berperan melindungi diri dari CVD, konsumsi telur bisa memengaruhi pola diet sehat.
"Hal ini sejalan dengan temuan dari studi kohort di Italia yang menemukan efek yang memberatkan dari peningkatan konsumsi telur terutama dipengaruhi oleh asupan kolesterol makanan secara keseluruhan," jelas peneliti.
Studi tersebut menyimpulkan jumlah konsumsi dua hingga empat butir telur sepekan adalah rekomendasi terkini dari sebagian besar badan kesehatan dan pedoman internasional. Temuan tersebut tampaknya secara keseluruhan sejalan dengan rekomendasi ini.
"Selain itu, penelitian kami sejalan dengan literatur terbaru yang menunjukkan peningkatan batas ini pada populasi orang dewasa yang mengikuti pola diet nabati dengan kandungan asam lemak jenuh rendah," ujar peneliti.