Kamis 19 Jan 2023 04:05 WIB

Dokter: Semakin Muda Merokok, Semakin Cepat Derita Penyakit Usia Tua

Spesialis paru sebut perokok muda akan dapat penyakit yang harusnya di atas 40 tahun

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Rokok (ilustrasi). Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Faisal Rizal Matondang mengingatkan, kebiasaan merokok di usia dini dan muda bisa mengancam produktivitas pada kelompok orang-orang ini. Semakin muda menghisap rokok maka semakin cepat dia akan mendapatkan penyakit-penyakit yang seharusnya didapatkan di usia 40 tahun ke atas.
Foto: www.pixabay.com
Rokok (ilustrasi). Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Faisal Rizal Matondang mengingatkan, kebiasaan merokok di usia dini dan muda bisa mengancam produktivitas pada kelompok orang-orang ini. Semakin muda menghisap rokok maka semakin cepat dia akan mendapatkan penyakit-penyakit yang seharusnya didapatkan di usia 40 tahun ke atas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Faisal Rizal Matondang mengingatkan, kebiasaan merokok di usia dini dan muda bisa mengancam produktivitas pada kelompok orang-orang ini. Semakin muda menghisap rokok maka semakin cepat dia akan mendapatkan penyakit-penyakit yang seharusnya didapatkan di usia 40 tahun ke atas.

Ia menjelaskan, ada tabel penelitian yang menilai fungsi paru-paru. Fungsi paru-paru ini memang akan menurun seiring dengan bertambahnya usia yang terjadi setelah umur 40-an. 

"Dia akan menurun fungsi paru-parunya. Tadinya sanggup berlari 1-2 kilometer atau jogging di usia muda kemudian akan menurun di umur 40 tahun. Namun, bila orang usia muda ini merokok maka tentu akan terjadi penurunan fungsi paru-parunya lebih cepat dan tidak mengikuti grafik dalam penelitian tadi," ujarnya, Rabu (18/1/2023).

Karena kini semakin banyak orang merokok di usia dini dan muda, ia menyebutkan kini di kisaran umur 25-30 tahun sudah terjadi penurunan fungsi paru-paru. Akibatnya, saat ini sudah ditemukan orang yang menderita penyakit kanker paru-paru atau penyakit penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dengan usia yang lebih muda. Artinya kalau dulu ditemukan di usia 45-50 tahun namun sekarang umurnya baru 35 tahun hingga awal 40 tahun sudah menderita penyakit tersebut. 

"Padahal, kalau dilihat dalam skala besar orang-orang usia produktif ini yang seharusnya dia berkarya dan berkarir namun tidak bisa diraih oleh dia," katanya.

Artinya anak muda yang merokok menjadi sering sakit-sakitan dan sesak napas. Otomatis ini juga akan mengurangi produktivitasnya di kantor. Sehingga, akan menjadi suatu bahaya yang bisa mengancam bagi satu negara Indonesia kalau semakin banyak perokok di usia dini. Tak hanya itu, ia mengingatkan rokok mengandung nikotin yang kalau dihisap akan melepaskan hormon endorfin yang membuat perasaan senang, rileks, sehingga orang yang tadinya pendiam jadi mudah bergaul. 

Kemudian, jika perokok masih usia pelajar, saat guru menerangkan pelajaran di sekolah dan kalau sudah kecanduan nikotin maka otaknya akan 'menagih' hormon endorfin supaya dikeluarkan. Namun, karena tidak ada pencetusnya yaitu nikotin karena tentu tidak boleh merokok saat sekolah sehingga, pelajar ini dalam pelajaran sehari-hari akan gelisah. 

"Kemudian, ini akan menurunkan kemampuan dia dalam menyerap pelajaran yang diberikan di sekolah," katanya.

Tak hanya itu, pelajar yang masih muda namun merokok ini akan mudah marah dan mudah tersinggung. Bahkan, ia pernah menemui anak yang tidak menghisap rokok akan mengamuk. 

"Ini karena anak itu cemas dan depresi. Ini yang terjadi pada anak usia sekolah (yang merokok)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement