Rabu 27 Sep 2023 07:32 WIB

Tulang Rentan Patah Jadi Bahaya Osteoporosis di Usia Tua

Osteoporosis biasanya berkembang perlahan selama beberapa tahun.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Rutin berolahraga bantu cegah terjadinya osteoporosis di usia tua.
Foto: EPA
Rutin berolahraga bantu cegah terjadinya osteoporosis di usia tua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menginjak usia tua terkadang menjadi hal yang riskan untuk beberapa orang. Pasalnya tubuh akan mengalami penurunan fungsi organ, terutama jika kita tidak berupaya menjaga kesehatan sejak muda. Salah satu organ yang dapat mengalami penurunan kualitas yaitu tulang.

Konsultan Geriatri Eka Hospital Bekasi, Dr dr Kuntjoro Harimurti, SpPD-KGer, M.Sc menjelaskan tulang merupakan kerangka dasar yang membentuk serta menopang tubuh. Tulang memungkinkan untuk bisa berdiri dan bergerak sehari-hari. Jika tulang mengalami gangguan, maka akan sangat mempengaruhi masa tua. Ada banyak gangguan yang bisa terjadi pada tulang kita, namun salah satu penyakit yang rentan untuk menyerang orang tua yaitu osteoporosis.

Baca Juga

Apa itu osteoporosis dan apa penyebabnya? Dokter Kuntjoro mengatakan osteoporosis adalah gangguan pada tulang yang dapat melemahkan tulang, membuatnya menjadi rapuh dan lebih mudah patah. "Penyakit ini biasanya berkembang secara perlahan selama beberapa tahun dan seringkali baru terdiagnosis ketika pengidapnya terjatuh atau terbentur tiba-tiba menyebabkan tulangnya patah," ujarnya dalam siaran pers yang diterima, Rabu (27/9/2023).

Osteoporosis dapat menyerang siapapun, namun akan menjadi lebih rentan ketika berada di usia tua. Menurunnya volume tulang di masa tua merupakan hal yang normal, tetapi beberapa orang dapat kehilangan tulang lebih cepat dari biasanya. Hal ini dapat menyebabkan osteoporosis dan peningkatan risiko patah tulang.

Menurutnya, wanita diketahui lebih rentan untuk kehilangan volume tulang dengan cepat dalam beberapa tahun pertama setelah menopause. "Ini menyebabkan wanita lebih berisiko terkena osteoporosis daripada pria, terutama jika menopause dimulai lebih awal (sebelum usia 45 tahun)."

Selain itu ada beberapa faktor yang dipercaya dapat meningkatkan risiko osteoporosis, seperti konsumsi obat-obatan tertentu, gangguan hormon, memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis, memiliki indeks massa tubuh rendah (BMI), tidak berolahraga secara teratur dan mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok.

Osteoporosis biasanya tidak menyakitkan sampai tulang patah, tetapi patah tulang di tulang belakang adalah penyebab umum rasa sakit jangka panjang. Pada tahap awal, osteoporosis biasanya tidak akan menimbulkan gejala. Namun jika pengeroposan tulang sudah terjadi maka ada beberapa gejala yang bisa timbul, seperti nyeri punggung karena tulang belakang, kehilangan tinggi badan dari waktu ke waktu, postur tubuh yang semakin membungkuk serta tulang lebih mudah patah.

Sebelum terdiagnosa, pengidap osteoporosis biasanya akan memasuki fase yang bernama osteopenia. Kondisi ini adalah saat kepadatan tulang menurun dan lebih rendah daripada rata-rata usia mereka, tetapi tidak cukup rendah untuk digolongkan sebagai osteoporosis. "Osteopenia tidak selalu akan menjadi osteoporosis, melainkan tergantung dari banyak faktor dan risiko," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement