REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beragam kondisi yang membuat orang-orang harus duduk dalam waktu yang lama. Bila tak ditanggulangi, kebiasaan duduk dalam waktu lama ini bisa memunculkan masalah kesehatan.
Mengacu pada Mayo Clinic, kebiasaan duduk terlalu lama terbukti berkaitan dengan beberapa masalah kesehatan. Sebagian di antaranya adalah obesitas, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak berlebih di perut, dan kadar kolesterol yang tak sehat.
Terkait dengan masalah ini, tim peneliti dari Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons mencari cara yang dapat menghalau beragam risiko masalah kesehatan akibat duduk terlalu lama. Dari studi ini, tim peneliti menemukan satu trik sederhana yang bisa menghalau beragam risiko masalah kesehatan terkait duduk terlalu lama. Trik tersebut adalah berjalan kaki selama lima menit setelah duduk selama 30 menit (5-30).
Berdasarkan studi, trik ini bisa memberikan efek yang dramatis terhadap cara tubuh merespons asupan makanan. Selain itu, trik ini juga dapat menurunkan lonjakan tekanan darah sebesar 58 persen.
Jeda berjalan kaki setelah duduk selama 30 menit juga dapat membantu mengaktifkan otot di kaki. Kondisi ini turut berperan dalam membantu meregulasi aliran darah.
"Ketika Anda duduk (dalam waktu lama), darah berkumpul di kaki," jelas ketua tim peneliti dan Associate Professor of Behavioral Medicine di Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons, Keith Diaz, seperti dilansir NBC.
Menerapkan trik berjalan kaki lima menit setelah duduk 30 menit juga cukup mudah untuk dilakukan di lingkungan perkantoran. Sebagai contoh, alih-alih berkomunikasi dengan rekan kerja melalui sambungan telepon dan surel, pekerja bisa menyambangi meja rekan kerja mereka dengan berjalan kaki.
"Bila sedang menelepon, Anda bisa melakukannya sambil berjalan. Anda bisa membawa botol berukuran kecil untuk minum sehingga Anda bisa bolak-balik (berjalan kaki) untuk mengambil minum," kata Diaz.
Sebagian orang menilai penggunaan standing desk atau meja berdiri bisa menjadi alternatif yang baik untuk mengurangi kebiasaan duduk terlalu lama saat bekerja. Namun, Diaz justru tak merekomendasikan penggunaan meja berdiri.
Menurut Diaz, studi mengenai manfaat standing desk sangat beragam. Bahkan, ada beberapa studi yang justru menunjukkan bahwa penggunaan standing desk berisiko memberikan dampak kurang baik bagi punggung dan pembuluh darah di kaki.
Hal serupa juga diungkapkan oleh ahli kardiologi preventif dari Brigham and Women's Hospital, dr Ron Blankstein. Berada dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama, baik itu duduk atau berdiri, bukanlah hal yang dianjurkan.
"Hanya berada dalam satu posisi sepanjang hari, baik itu berdiri atau duduk, tidak baik," kata dr Blankstein.
Ahli kardiologi intervensi dari NYU Langone Health, dr Doris Chan, menyambut baik temuan terbaru ini. Menurut dr Chan, para pekerja perlu memiliki kebebasan untuk melakukan sedikit peregangan dan bergerak saat bekerja.
"(Pemberi kerja) perlu mengizinkan pekerja mereka meluangkan waktu untuk melakukan peregangan dan bergerak. (Selain menyehatkan) itu mungkin bisa memperbaiki alur kerja," ujar dr Chan.