REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengungkapkan, jumlah anak muda yang mengidap diabetes tipe-2 di negara tersebut diproyeksikan meroket hampir 700 persen pada 2060. Menurut studi baru yang diterbitkan dalam jurnal medis American Diabetes Association, ada lonjakan hingga 65 persen pada orang muda dengan diabetes tipe-1.
“Penelitian baru ini harus berfungsi sebagai peringatan bagi kita semua,” kata Wakil Direktur Utama CDC Debra Houry dilansir New York Post, Rabu (4/1/2023).
Houry mengatakan, CDC menekankan fokus untuk memastikan semua orang Amerika, terutama kaum muda menjadi yang paling sehat. Lebih dari 37 juta orang Amerika (sekitar satu dari 10) sudah menderita diabetes yang tidak dapat disembuhkan. Ini sekaligus menjadikan penyakit tersebut sebagai penyebab kematian ketujuh di negara itu. Biaya pengobatan rata-rata untuk mereka yang hidup dengan penyakit ini dapat mencapai 16.752 dolar AS (sekitar Rp 260 juta) per tahun.
Diabetes tipe-1 lebih sering terjadi pada orang di bawah usia 20 tahun di AS. Namun, diabetes tipe-2 telah meningkat secara substansial dalam demografi ini selama dua dekade terakhir.
Analisis data berdasarkan ras dan etnis memprediksi beban yang lebih tinggi dari diabetes tipe-2 untuk pemuda kulit hitam, hispanik/latin, Asia, Kepulauan Pasifik, dan Indian Amerika/penduduk asli Alaska. Para peneliti mengatakan, tingkat pertumbuhan yang mengkhawatirkan dapat dipicu oleh banyak faktor, mulai dari diabetes gestasional pada wanita usia subur dan prevalensi obesitas masa kanak-kanak yang sudah mendarah daging dalam budaya AS.
“Proyeksi mengejutkan dari studi ini tentang peningkatan diabetes tipe-2 menunjukkan mengapa sangat penting untuk memajukan pemerataan kesehatan dan mengurangi gap yang merugikan kesehatan masyarakat,” ujar direktur Divisi Penerjemahan Diabetes CDC, Christopher Holliday.
Komplikasi kesehatan diabetes yang paling umum termasuk, penyakit jantung, penyakit ginjal kronis, kerusakan saraf, serta berbagai penyakit lain yang terkait dengan kaki, mulut, penglihatan, pendengaran, dan kesehatan mental. Sementara itu, penyakit ini dapat meningkat lebih cepat pada orang muda daripada orang dewasa, yang membutuhkan perawatan medis lebih awal.
“Pandemi Covid-19 menggarisbawahi betapa pentingnya mengatasi penyakit kronis, seperti diabetes,” kata Houry.