REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluang keberhasilan program bayi tabung ditentukan oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah usia ibu.
"Kalau semakin lanjut usia (ibu) itu, tentunya angka keberhasilan atau angka kehamilannya juga akan turun," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi RSAB Harapan Kita Jakarta, Hadi Sjarbaini, dalam Siaran Sehat "Mengenal Program Bayi Tabung" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (15/12/2022).
Dr Hadi menjelaskan bayi tabung merupakan sebuah program dengan pembuahan yang dilakukan di luar tubuh. Oleh karena itu, persentase keberhasilanya akan mengikuti usia dan kondisi kesehatan ibu.
Persentase keberhasilan bayi tabung di Indonesia dapat berkisar 25 hingga 34 persen secara umum. Namun, bagi ibu yang masih berusia sekitar 30 tahun angka keberhasilannya akan jauh lebih besar atau bisa menyentuh 40 persen, sementara bagi ibu dengan usia antara 30-35 tahun akan turun menjadi sekitar 30 hingga 20 persen saja.
"Jadi semakin lanjut usianya angka keberhasilannya akan semakin turun, kalau di atas usia 40 mungkin (persentase keberhasilannya hanya) belasan persen," katanya.
Menurut dr Hadi, semakin menurunnya persentase disebabkan oleh adanya risiko-risiko penyakit yang mungkin telah mengenai ibu seiring dengan usianya. Biasanya semakin tua usia ibu, maka ada penyakit penyerta seperti darah tinggi, tinggi gula atau masalah ginjal dan penyakit metabolik lain.
Di samping itu, tingkat kesuburan ibu juga akan semakin menurun setelah menginjak usia di atas 35 tahun. Padahal, sangat penting untuk menghasilkan sel-sel telur yang akan digunakan dalam pembuahan.
Dr Hadi menyarankan bagi pasangan yang ingin mengikuti program tersebut untuk segera melakukan konsultasi pada ahli terkait. Kesehatan kedua belah pihak perlu berada dalam pengawasan tenaga medis.
"Sebaiknya jangan menunggu. Begitu satu atau dua tahun tidak hamil-hamil, kalau bisa tiga bulan atau enam bulan itu tidak hamil juga segera memeriksakan ke klinik," kata dr Hadi.