Mereka menemukan bahwa plak karotis terdapat pada 67 persen peserta dengan asma persisten dan 50 persen dari peserta dengan asma intermiten. Sementara itu, setengah (50 persen) dari mereka yang tidak memiliki asma memiliki plak karotis.
Orang dengan asma persisten rata-rata memiliki dua kali lipat jumlah plak dibandingkan dengan asma intermiten dan tanpa asma. Prof Matthew menyebut peserta yang menderita asma persisten mengalami peningkatan tingkat peradangan dalam darah mereka, meskipun asma mereka diobati dengan obat-obatan, yang menyoroti fitur peradangan asma.
"Kami tahu bahwa tingkat peradangan yang lebih tinggi menyebabkan efek negatif pada sistem kardiovaskular,” kata peneliti, seperti dikutip dari The Sun, Kamis (24/11/2022).
Sementara itu, studi terpisah menemukan bahwa seks bisa memicu serangan asma. Olahraga adalah risiko yang paling diketahui, tetapi para ilmuwan di American College of Allergy, Asthma and Immunology mengatakan mungkin hubungan seksual kerap disepelekan.