REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan proses ilmiah global untuk memutakhirkan daftar patogen prioritas, perantara yang dapat menyebabkan wabah atau pandemi di masa depan. Hal itu bertujuan untuk memandu investasi dan penelitian serta pengembangan (R&D) global, terutama dalam vaksin, pengujian, dan perawatan.
Dimulai dengan pertemuan yang diadakan 18 November lalu, WHO mengumpulkan lebih dari 300 ilmuwan yang akan mempertimbangkan bukti lebih dari 25 keluarga virus dan bakteri serta "Penyakit X". Disease X turut disertakan untuk menunjukkan patogen yang tidak diketahui yang dapat menyebabkan epidemi internasional yang parah.
Para ahli akan merekomendasikan daftar patogen prioritas yang memerlukan penelitian dan investasi lebih lanjut. Proses tersebut akan mencakup kriteria ilmiah dan kesehatan masyarakat serta yang terkait dengan dampak sosial ekonomi, akses, dan kesetaraan.
Daftar ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2017 dan kajian prioritas terakhir dilakukan pada 2018. Daftar yang direvisi ditargetkan dapat diterbitkan pada kuartal pertama 2023.
Daftar patogen prioritas saat ini antara lain Covid-19, demam berdarah Krimea-Cong, penyakit virus Ebola dan penyakit virus Marburg. Selain itu, ada demam Lassa, sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan sindrom pernapasan akut parah (SARS), penyakit Nipah dan henipaviral, demam Rift Valley, Zika, serta Penyakit X.
"Menargetkan patogen prioritas dan keluarga virus untuk penelitian dan pengembangan penanggulangan sangat penting untuk respons epidemi dan pandemi yang cepat dan efektif. Tanpa investasi R&D yang signifikan sebelum pandemi Covid-19, vaksin yang aman dan efektif tidak akan mungkin dikembangkan dalam waktu singkat," kata Dr Michael Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, seperti dikutip dari laman WHO, Senin (21/11/2022).
Untuk patogen yang diidentifikasi sebagai prioritas, cetak biru Litbang WHO untuk Epidemi mengembangkan peta jalan penelitian dan pengembangan yang menjabarkan kesenjangan pengetahuan dan prioritas penelitian. Jika relevan, profil produk target, yang menginformasikan pengembang tentang spesifikasi yang diinginkan untuk vaksin, perawatan, dan uji diagnostik, akan dikembangkan.