Selama studi, tim peneliti juga melakukan pemetaan genom pada kedua kelompok. Tim peneliti menemukan adanya peningkatan variasi methylation pada kelompok pertama atau anak-anak dengan orang tua terlalu tegas. Peningkatan variasi methylation diketahui berkaitan dengan depresi.
"Kami meyakini kecenderungan (depresi) ini dimatangkan di DNA mereka melalui peningkatan variasi methylation," jelas Van Assche.
Berdasarkan temuan ini, tim peneliti menilai peningkatan variasi methylation bisa menjadi tanda peringatan mengenai risiko depresi yang lebih besar di kemudian hari. Sebagai tambahan, Van Assche juga mengatakan stres yang signifikan dalam bentuk apa pun di masa kanak-kanak bisa mem
icu terjadinya peningkatan risiko depresi pada anak di masa berikutnya.