Cadwell mengatakan ahli menyebut penelitian ini adalah pertama yang menunjukkan bahwa infeksi SARS-CoV-2 merusak usus alih-alih penggunaan antibiotik untuk mengobati penyakit. Cadwell menjelaskan bahwa ada juga bukti bakteri yang sama di usus juga memasuki aliran darah pasien, yang menyebabkan infeksi berbahaya.
Peneliti mengumpulkan sampel tinja dan darah dari pasien Covid-19 untuk mengakses usus mereka dan infeksi sekunder lainnya. Para ahli mengatakan hasil pengamatan sampel menunjukkan cara mikrobioma usus dan berbagai bagian sistem kekebalan tubuh saling berhubungan erat.
Namun, petugas medis memperingatkan bahwa karena pasien menerima berbagai jenis perawatan untuk penyakitnya, maka penyelidikan tidak dapat sepenuhnya menjelaskan semua faktor yang mungkin berkontribusi pada gangguan mikrobioma hingga memperburuk penyakit mereka.