Ocehan Kanye di podcast tersebut juga memicu kemarahan keluarga mendiang George Floyd. Kanye mengklaim, Floyd meninggal karena keracunan fentanyl, bukan karena ditindih oleh anggota polisi bernama Derek Chauvin. Klaim itu didapat setelah Kanye menonton film dokumenter karya Candace Owens, The Greatest Lie Ever Sold: George Floyd and the Rise of BLM.
"Mereka menyiksanya dengan fentanyl. Jika Anda lihat, lutut polisi yang menekuk Floyd bahkan tidak mengenai lehernya,” kata Kanye seperti dilansir Aceshowbiz, Selasa (18/10/2022).
Sebelumnya, West yang telah mengubah namanya menjadi Ye, menyerang rekan Sean "Diddy" Combs setelah Diddy mengirim pesan kepadanya berisikan permohonan agar berhenti mempromosikan kaus "White Lives Matter" yang ditampilkannya di acara YZY di Paris Fashion Week beberapa waktu lalu.
"Saya mencoba berbicara denganmu sebagai orang kulit hitam. Dan saya berbicara denganmu karena ini menyakiti orang-orang berkulit hitam. Berhentilah," kata Diddy dalam pesan singkatnya untuk Ye.
Seruan Diddy itu tidak diterima dengan baik oleh Ye. Dia malah menjawab dan menyebut pesan apapun yang Diddy kirim kepadanya akan diunggah ke media sosialnya.
"Apa pun yang kamu kirim dalam SMS ini akan saya posting," kata Ye menjawab pesan itu sebelum mengunggah tangkapan layar percakapan mereka ke akun Instagram miliknya yang memiliki 18 juta pengikut.
Ye yang berusia 45 tahun itu menuduh Diddy dikendalikan oleh orang-orang Yahudi dengan menyebutkan permintaannya bukan permainan. "Saya menggunakan Anda sebagai contoh untuk menunjukkan kepada orang-orang Yahudi yang menyuruh Anda menelepon saya bahwa tidak ada yang bisa mengancam atau memengaruhi saya," kata Ye.
Unggahan tersebut kemudian dihapus oleh Meta, yang merupakan pengendali Facebook dan Instagram milik Mark Zuckerberg. Setelah melibatkan moderator firma, Ye menuliskan kecamannya di platform.
"Lihat ini, Mark. Bagaimana kamu menendangku dari Instagram. Dulu kamu adalah kawanku," kata Ye.