Selasa 11 Oct 2022 07:23 WIB

Gangguan Mental Beragam Bentuknya, Psikiater Ingatkan Pantau Perubahan Perilaku-Emosi Anak

Orang tua perlu melakukan observasi terhadap tumbuh kembang anaknya.

Anak depresi (ilustrasi). Masalah kesehatan mental mendera populasi anak paling sering antara lain akibat pengabaian dari orang tua, tinggal di daerah konflik, hingga kurangnya pola asuh yang baik.
Foto:

Deteksi dini perubahan perilaku-emosi anak

Dr Erickson menyebut penting pula orang tua untuk mengetahui deteksi dini atas perubahan perilaku dan emosi pada anak. Dengan begitu, apabila terdapat potensi terjadinya gangguan mental, maka dapat dengan cepat untuk ditangani sehingga pemulihan bisa lebih terjadi.

Dr Erickson mengatakan deteksi dini atau skirining dapat dilakukan dimulai dari pengisian lembar strengths and difficulties questionnaire (SDQ) yang diisi oleh orang tua dan guru sebagai orang terdekat yang mengamati perilaku dan emosi pada anak.

Menurut dr Erickson, kuesioner tersebut baik digunakan sebagai rekomendasi skrining gangguan mental pada anak usia hingga 17 tahun. Meski demikian, SDQ bukanlah metode untuk mendiagnosis.

Dr Erickson juga mengimbau agar orang tua tidak melakukan diagnosis anak sendiri, apalagi hanya berdasarkan informasi dari internet. Apabila kondisi anak berada di luar kendali orang tua, ia menganjurkan orang tua untuk mengonsultasikannya dengan profesional kesehatan mental.

"Kita boleh lebih aware. Tapi alangkah baiknya ketika kita sudah waspada, kita lanjutkan pemeriksaan lebih lanjut agar tata laksana nanti dapat berjalan dengan baik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement